Saturday, June 6, 2015

Kisahku di Kota Semarang

Kisahku di Kota Semarang
Abdur Rouf 

Hidup berawal dari mimpi “Bondan Prakosa & fade2blade



Kata Pengantar
Puji syukur kepada Allah swt yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan novel ini.  Saya menulis novel ini yang berjudul  “Kisahku di Kota Semarang” berharap bagi pembaca bisa memahami arti hidup sesungguhnya. Kisah ini nyata dan juga ada suasana senang, sedih dan haru. Semoga bagi pembaca bisa mengerti apa yang ada di tulisan ini. Semoga bermanfaat dan berguna bagi semuanya.
                                                Penulis
Abdur Rouf
Latar Belakang
Kisahku di Kota Semarang
Cerita ini berawal dari seseorang yang biasa yang tinggalnya di Desa terpencil di daerah  Jepara. Dia bernama Azzam. Dia adalah anak terakhir dari seorang pegawai Negeri di Jepara. Selama hidupnya dia suka membantu orang tuanya bekerja keras dan tanggung jawab. Dia suka mengaji, menulis, membaca, dan juga suka bermain. Dari sinilah dia mulai belajar mengenal berbagai macam permasalahan di kehidupannya. Pendidikannya sampai MA (Madrasah Aliyah). Setelah lulus dari MA dia ingin melanjutkan perguruan tinggi.
Kisahku di Kota Semarang Part I
 Banyak sekali rintangan yang ia lalui untuk bisa ke perguruan tinggi. Ia mulai berfikir untuk masa depannya. Ia tak pantang menyerah. Dia mulai mencari informasi kesana kemari untuk bisa masuk di Perguruan Tinggi Negeri. Dia berprinsip hidup sekali hiduplah yang berarti. Ia juga suka lagunya Bondan yang banyak menginspirasikan untuk tetap semangat dalam menjalani hidup. Banyak sekali rintangan yang ia lewati. Pertama, dia mengikuti ujian SPMB PTAIN di kudus ,ternyata dia tidak lulus. Azzam merasa sedih. Setelah beberapa lama kemudian dia mendapat informasi di Perguruan Tinggi Semarang. Selanjutnya dia pergi ke Semarang dan dia mendaftar. Dia mengerjakan Tes masuk Perguruan Tinggi tersebut. Dia berdoa agar ujian ini bisa lulus. Akhirnya setelah menyelesaikan ujian itu, menunggu beberapa hari untuk mengetahui  pengumuman lulus atau tidaknya. Setelah selama 6 hari menunggu, akhirnya pengumumanpun di pasang. Ternyata, dia lulus dan bisa masuk ke Perguruan Tinggi tersebut. Dia merasa gembira ria dan bersyukur atas kelulusaannya masuk perguruan tinggi tersebut. Azzam berharap semoga ini adalah jalan hidupku untuk kelak.
Setelah itu, Azzam mulai berfikir untuk hidup di Kota Perantauan. Dia mulai memikirkan tempat tinggalnya disana, kehidupan sehari-harinya, dan lain sebagainya. Dan dari itu, dia punya teman yang bernama Luqman. Luqman adalah temannya kecil di desanya. Dia suka bernyanyi,badannya tegap, dan suka bercanda. Selain luqman , ada temannya juga yang masuk di perguruan tinggi tersebut. Ia bernama Bambang. Dia bertubuh kekar, tegap dan banyak pacarnya.
Setelah mereka bertiga pergi ke Semarang.  Di semarang, mereka bingung. Yang mereka bingungkan itu adalah mencari tempat tinggal. Mereka  mencari selama 1 hari dan akhirnya kita tidak dapat kos kosan.  Waktu mulai gelap, matahari sudah tenggelam. Semuanya terasa sepi. Akhirnya kita berhenti sejenak di suatu Musholla dan kemudian menginap di Musholla tersebut selama semalam.
Setelah semalaman kita menginap, terlihat waktu pagi yang cerah. Suara suara mesin yang berhamburan, mereka melanjutkan ekspedisi untuk mencari tempat tinggal. Setelah beberapa lama mereka mencari, akhirnya mereka menemukannya. Sebuah rumah kecil di atas tanggul yang tinggi berwarna hijau. Di dalamnya terdapat tiga kamar tidur, satu kamar mandi dan ruang tamu. Di rumah ini tinggal juga anak-anak kos. Ada yang dari purwodadi,batang, semarang, dan juga jepara. Tak lama kemudian kita berkenalan dan seperti keluarga sendiri. Selama mereka tinggal disana kita mulai bekerja sama, mengadu nasib dan hidup dalam kekeluargaan. Setelah mereka tinggal selama tiga bulan , tiba-tiba temannya yang bernama bambang itu ingin keluar. dia ingin pergi ke perguruan tinggi yang ada di Jepara. Dan terjadilah peristiwa ini. Bambang kembali ke Jepara. Sekarang tinggallah azzam dan Luqman. Dan bersamaan dengan itu pula, Azzam pindah tempat tinggal. Azzam pindah disuruh orang tuanya lewat kak Rofiq. Kak Rofiq adalah kakak kelasnya dulu di madrasah aliyah. Dia berwatak keras dan ingin selalu bisa. Lalu ia pindah ke sebuah perumahan kecil di Semarang. Di dalam rumahnya terdapat banyak berkas-berkas yang berceceran dimana mana. Terdapat juga dua kamar tidur yang kotor serta kamar mandi yang jorok. Selama Azzam tinggal disitu ternyata rumah itu berhantu. Dulunya rumah itu milik orang Kristen asal Jakarta yang dimana sekarang orangnya tinggal di Jakarta. Azzam tinggal di rumah itu selama 2 bulan saja karena ia sudah tidak kuat dengan yang ada didalamnya. Dan akhirnya ia memutuskan untuk pindah.
Dalam hal ini, Azzam bingung. Dia mau tinggal dimana lagi. Sudah pindah pindah kos kemana mana. Suatu ketika saat Azzam di kampus, Azzam bertemu seseorang. Dia bernama Edy. Dia orangnya gagah berani, pintar dan dia pengurus organisasi kampus. Selama Azzam kenal Mas Edy, dia terasa nyaman dan semangat untuk belajar. Dari belajar untuk menulis, berani tanggap di muka umum dan bertanggung jawab. Suatu saat Azzam merasa sakit, Mas edy membawanya ke sebuah Musholla di Ngaliyan. Ngaliyan adalah desa kecil di Semarang. Di musholla tersebut Azzam dirawat Mas Edy. Dia sungguh laki laki yang penolong, disaat saudaranya terkena musibah dia yang pertama menolong. Setelah beberapa hari  kemudian , Azzam merasa sudah sembuh. Setelah itu, Mas Edy memperkenalkan Azzam dengan seorang Ustadz yang mempunyai musholla tersebut. Ustadz tersebut adalah seorang yang gagah, tinggi, dan masih muda. Ustadz itu mempunyai banyak murid. Dan juga terkenal di daerah tersebut. Dia bernama Ustadz Safuddin, S.Pd.I. Dia dulunya lulusan IAIN WalisongoSemarang. Dan hidup bersama istrinya di daerah tersebut.
Kisahku di Kota Semarang Part II
Selanjutnya setelah berkenalan, Azzam memutuskan untuk tinggal di Musholla itu. Dia  diizinkan untuk tinggal disitu. Dia mulai menyesuaikan diri di daerah itu. Dengan Mas Edy, Azzam tinggal setiap waktu. Lama kelamaan akhirnya bisa menyesuaikan. Di musholla itu ada juga orangnya. Azzam dikenalkan yang bernama Rois, Ochim dan Maftuh. Rois itu wataknya keras, disiplin dan berani. Dia adalah anggota dari majlis dzikir di Semarang. Sementara Ochim dan Maftuh adalah Senior dari musholla tersebut. Selama Azzam tinggal disitu, ia banyak pengalaman dan juga kesedihan. Ia bisa membaca Alqur an, berzanji, dan lain sebagainya. Ia  juga kenal tetangga sekitar situ, bernama Zizah dan Vivi. Azzam kenal mereka karena mereka selalu jalan jalan di sekitar musholla. Dari hal inilah Azzam juga tahu wataknya mereka. Zizah memiliki watak lembut, baik hati dan tidak sombong. Sementara Vivi itu memiliki karakter yang berbeda, dia suka korea,cerewet, dan suka bergaul.
Azzam bersyukur kepada allah swt karena dengan ini ia bisa hidup di sebuah Musholla kecil di daerah Semarang. Ia bisa kuliah sampai semester tiga ini ada harapan yang tinggi. Dengan lingkungan yang ia anggap bersih dari sebelumnya.
Suatu ketika di saat akhir Desember, Ia merasa ingin mati rasanya. Disaat itu ia sudah tidak bisa apa- apa. Ia merasa sudah kehilangan akal, udah tidak bisa melihat dengan jelas. Ternyata disebabkan  sering mengeluarkan darah dari ambeiennya. Penyakitnya ini sudah sejak SMA tetapi ia berusaha untuk menutupinya. Ia tidak mau menyusahkan kedua orang tuanya dalam membebani penyakitku ini.
Ternyata takdir berkata lain, waktu sore saat ia pulang kuliah. Badannya terasa sakit. Dan akhirnya Azzam memutuskan untuk pulang ke Jepara. Sampai di Jepara waktu mau maghrib. Setelah itu ia langsung periksa ke dokter dan kata dokter penyakit ambeiennya ini harus segera di operasi. Setelah dari dokter ia langsung di bawa ke Rumah sakit. setelah di rumah sakit ia langsung di periksa. Ia menginap di rumah sakit selam seminggu. 3 hari menunggu operasi akhirnya di operasilah. Hari itu mungkin hari yang sangat menyedihkan. Setelah satu jam dioperasi ia lalu sadar sekitar enam jam. Begitu sadar ia  merasa panas dan perih. Ia Cuma berdoa kepada allah semoga penyakitnya ini sembuh. Setelah seminggu di rumah sakit akhirnya pulang ke rumah.
Setelah beberapa hari di rumah, ada informasi tentang ujian semesteran yang dilaksanakan pada awal Januari sampai Februari.
Januari pun tiba ia kembali pergi ke semarang untuk ujian semesteran. Dalam ujian semesteran ia bertemu teman teman sekelas yang sudah lama tidak berjumpa. Setelah akhir Februari ujian semesteran pun selesai. Setelah itu ia memutuskan untuk pindah kuliah ke jepara. Dan tidak kuliah lagi di Semarang.





Kisahku di Kota Semarang


 “ make your life become much knowledge”

No comments:

Post a Comment

Jina wajina lirik

 Jina wajina