Monday, December 21, 2015

URGENSI AKHLAK DALAM MEMBENTUK GENERASI KHAIRA UMMAH

URGENSI AKHLAK DALAM MEMBENTUK GENERASI KHAIRA UMMAH
Guna memenuhi tugas mata kuliah Agama 4 (Akhlaq) Semester 3.A3
Dosen Pengampuh : Dr. H. Subaidi, M.Pd
Description: F:\Tugas Smt 5\LOGO UNISNU.jpg
Disusun Oleh:
Abdur Rouf                           (131310000713)
Muhammad Adi Saputro     (141320000143)
Lian Afiftyanto                     (141320000173)

 

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU)
JEPARA




KATA PENGANTAR
Puja-puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Urgensi Akhlak dalam Membentuk Generasi Khaira Ummah .”
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen yang mengampu “Agama 4 (Akhlaq)“ dan teman – teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman- teman. Amin.







Jepara, 21 Desember 2015
Penulis

Kelompok 12


BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Generasi Muda adalah kelompok besar di tengah satu bangsa semestinya dibentuk menjadi “generasi unggul“ (khaira ummah) yang akan memikul amanah peran pelopor perubahan (agent of changes) berbekal keyakinan dan keimanan kepada Allah SWT selalu melaksanakan misi amar makruf nahyun anil munkar.
Dalam membentuk generasi yang khaira ummah yakni sama seperti membina sebuah bangunan. Kalau dalam pembinaan bangunan, asasnya disiapkan terlebih dahulu, begitu juga dengan membentuk generasi yang khaira ummah mesti di mulai dengan pembinaan asasnya terlebih dahulu. Jika kukuh asas yang dibina maka tegaklah masyarakat itu. Jika lemah maka robohlah apa-apa yang telah dibina diatasnya.
                                                 
B.       Rumusan Masalah
1.    Apa yang dimaksud Akhlak ?
2.    Apa tujuan akhlak ?
3.    Bagaimana urgensi akhlak dalam membentuk generasi khoiru ummah ?

C.      Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian akhlak.
2.      Untuk mengetahui tujuan akhlak.
3.      Untuk mengetahui urgensi akhlak dalam membentuk generasi khoiru ummah.





BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Akhlak
Secara bahasa bentuk jamak dari akhlak adalah khuluq, yang memiliki arti tingkah laku, perangai dan tabiat. Secara istilah, akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi.[1]
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini. Ibn Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa jiwa yang mendorong kepada tindakan-tndakan tanpa melalui  pertimbangan pemikiran.[2]
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M) yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.[3]

B.       Tujuan Akhlak
Menurut Ali Abdul Halim Mahmud dalam kitabnya At-Tarbiyah Al Kholqiyah mengemukakan bahwa tujuan utama akhlak dalam Islam adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan Allah yang mana akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat.[4] Selain itu, akhlak mempunyai tujuan lain diantaranya;[5]
1.         Membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia. Seorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik berhubungan dengan Allah, manusia dan makhluk lainnya.
2.         Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.

C.      Urgensi Akhlak dalam Membentuk Generasi Khaira Ummah.
Kata Khaira berasal dari bahasa Arab yang artinya baik. Menurut Islam, hal yang mendorong seseorang berbuat baik adalah Iman kepada Allah dan mencegah kemungkaran. Sedangkan rintangan untuk berbuat baik adalah dunia dan isinya, manusia, syetan serta nafsu.[6]
Selain itu hal yang mencerminkan kebaikan ialah yang mengetahui kebenaran dan berpegang kepadanya serta mengikuti tuntunan keutamaan dan cinta kepada kemuliaan[7]. Dengan demikian kebaikan merupakan hal yang dapat dicapai oleh manusia dengan melaksanakan kemauannya dan dengan berupaya sebaik-baiknya agar tercapainya kesempurnaan kita sebagai manusia.
Dalam bahasa Arab kata Ummah artinya masyarakat, sedangkan menurut istilah ummah adalah suatu kesatuan masyarakat yang agamawi dan mempunyai kepercayaan yang sama yaitu kepada Allah SWT.[8]
Selain itu, kata ummah dapat diartikan sebagai sebuah masyarakat, sebuah komunitas atau sebuah bangsa, khususnya adalah kebangsaan Islam yang menembus perbatasan etnis atau politis, sekurangkurangnya dalam pengertian tradisional dan sebelum zaman modern, yakni sebelum datangnya nasionalisme model barat.[9]
Oleh karena itu ada dua syarat untuk menjadi umat terbaik ialah: Pertama, iman yang kuat, kedua, menegakkan amar ma'ruf dan mencegah kemungkaran. Maka setiap umat yang memiliki kedua sifat ini pasti umat itu jaya dan mulia dan apabila kedua hal itu diabaikan serta tidak dipedulikan lagi, maka tidak dapat disesalkan ummat itu akan terpecah belah selalu dalam suasana kacau dan saling berperang antara sesama serta jatuh ke lembah kemelaratan.
Untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya segolongan umat Islam yang bergerak dalam bidang dakwah yang selalu memberi peringatan, bila nampak gejala-gejala perpecahan dan penyelewengan, tidak hanya demikian menganjurkan berbuat baik saja tidaklah cukup tetapi harus dibarengi dengan menghilangkan sifat-sifat buruk.
Dengan ada itu umat Islam akan terpelihara dari pada perpecahan dan campur tangan dari pihak manapun yang merugikan ummat Islam. Dengan demikian dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Khairah Ummah adalah suatu komunitas atau sebuah masyarakat yang dalam kehidupannya mencerminkan suatu perbuatan atau kehidupan yang baik dengan dilandasi oleh Iman kepada Allah. Oleh karena itu untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya proses pembentukan idealisasi karakter muslim lebih didasari suatu pandangan, bahwa jiwa manusia tidak dapat berkembang tanpa pendidikan, karena jiwa itu mempunyai kecenderungan alami untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk menyadari adanya unsur negatif pada jiwa yang berupa nafsu, maka jalan terbaik untuk melawan nafsu adalah pelatihan diri.
Proses pelatihan tersebut menjadi efektif, jika ada pembimbing yang dapat mengarahkan karakter dan mengoreksi berbagai kekeliruan yang dilakukan seorang anak. Orang tua dan para pengajar mengemban misi untuk mengarahkan karakter anak melalui proses pendidikan dan pengajaran. Melalui proses pendidikan itu seorang pendidik akan menanamkan rasa cinta dan ketertarikan seorang anak pada ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan pada hakekatnya merupakan symbol kemuliaan tertinggi bagi setiap orang. Oleh karena itu, eksistensi seorang pendidik menjadi semakin vital, ketika ilmu pengetahuan ternyata menjadi penggerak tercapainya karakter yang bermutu tinggi.
Mengenai pembahasan Khaira Ummah, hal itu tidak luput dari beberapa hal yang sangat berpengaruh yaitu akhlak. Dalam membangun generasi khaira ummah atau sebut saja umat yang baik, seseorang harus memberikan pengertian atau pengajaran serta hal yang menjadi pokok dasar atau pondasi dalam membina seseorang yaitu akhlak.
Umat terbaik atau khaira ummah sebagaimana difirmankan Allah dalam QS. Al Imran :110 :
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Khaira ummah berkaitan erat dengan karakter dan sebaik-baik karakter adalah karakter generasi para sahabat Rasulullah saw karena mereka belajar dan menimba ilmu langsung dari utusan Allah yang mulia, Muhammad Rasulullah saw.
Maka, khaira ummah dalam konteks kekinian adalah mereka yang mau berpegang teguh pada al-Qur’an dan sunnah Rasulullah saw. Umat terbaik adalah mereka yang mau meneladani karakteristik generasi terbaik yaitu generasi pada sahabat dalam setiap gerak kehidupan.
Dalam The Best Life, Prof. Laode M. Kamaluddin & Ahmad Mujib El-Shirazy meramu 5 rumus dahsyat yang akan mampu melejitkan potensi generasi Islam agar menjadi generasi khaira ummah. Rumus-rumus itu antara lain 1) Agar menjadi umat terbaik maka kita harus meneladani generasi umat terbaik pula, 2) Membangun umat terbaik harus bermodal iman dan taqwa kepada Allah tanpa tawar, 3) Mengutamakan ilmu sebelum amal, 4) Menjadi umat terbaik dengan amal dan karya, dan 5) Membangun umat terbaik dengan berjamaah.[10] 




BAB III
PENUTUP

A.      Simpulan
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
Tujuan akhlak diantaranya membentuk pribadi muslim yang luhur dan mulia. Seorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji, baik berhubungan dengan Allah, manusia dan makhluk lainnya, menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Akhlak dalam membentuk generasi khoiru ummah yakni menanamkan  jiwa moral pada generasi masyarakat
Dalam meramu 5 rumus dahsyat yang akan mampu melejitkan potensi generasi Islam agar menjadi generasi khaira ummah. Rumus-rumus itu antara lain 1) Agar menjadi umat terbaik maka kita harus meneladani generasi umat terbaik pula, 2) Membangun umat terbaik harus bermodal iman dan taqwa kepada Allah tanpa tawar, 3) Mengutamakan ilmu sebelum amal, 4) Menjadi umat terbaik dengan amal dan karya, dan 5) Membangun umat terbaik dengan berjamaah.

B.       Kritik dan Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini banyak terdapat kekurangannya, untuk itu kami sangat mengharapkan masukan-masukan untuk menunjang perbaikan makalah ini untuk menuju kearah kesempurnaan. Semoga makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA


Azra, Azyunardi dkk. 2002.  Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta: Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam.

Zubaidi. 2015. Akhlak dan Tasawuf. Yogyakarta: Lingkar Media.

Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak Mulia. Jakarta : Gema Insani

http://santoson111.blogspot.com diunduh pada 20 Desember 2015 pukul 11.36 WIB

Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hlm. 131

AL Ghazali, Muhammad, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang: Wicaksana1986), hlm. 43


Soetopo, Djaka. 1991. Ummah (Komunitas Religius, Sosial dan Politis dalam Al Qur'an). Yogyakarta: PT. Mitra Gama Widya

Jumantoro, dkk. 2005. Kamus Ilmu Ushul Fikih. Jakarta : Amzah

Marlisherniafridah.blogspot.co.id diunduh pada 19 September 19.40 WIB




[1] Azyunardi Azra dkk,  Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum,  (Jakarta: Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam, 2002), hlm. 203-204
[2] Zubaidi, Akhlak dan Tasawuf, (Yogyakarta: Lingkar Media, 2015), hlm. 2
[3] Ibid., hlm. 2
[4] Ali Abdul Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta : Gema Insani, 2004), hlm. 159
[5] http://santoson111.blogspot.com diunduh pada 20 Desember 2015 pukul 11.36 WIB
[6] Asmaran, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hlm. 131
[7] Muhammad AL Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang: Wicaksana1986), hlm. 43
[8] Djaka Soetopo, Ummah (Komunitas Religius, Sosial dan Politis dalam Al Qur'an), (Yogyakarta: PT. Mitra Gama Widya, 1991), hlm. 18
[9] Jumantoro, dkk, Kamus Ilmu Ushul Fikih, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm. 333
[10] Marlisherniafridah.blogspot.co.id diunduh pada 19 September 19.40 WIB

No comments:

Post a Comment

Jina wajina lirik

 Jina wajina