Saturday, March 3, 2018

makalah EVALUASI PEMBELAJARAN ALQURAN HADIST KELAS II DI MI MATHOLI’UL HUDA TROSO 02 TAHUN PELAJARAN 2017/2018


EVALUASI PEMBELAJARAN ALQURAN HADIST KELAS II
DI MI MATHOLI’UL HUDA TROSO 02
TAHUN PELAJARAN 20172018

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum dan Evaluasi Pendidikan Islam

Dosen Pengampu:
Dr. H. Shodiq Abdullah, M.Ag
Description: logo UNISNU

Disusun Oleh :
Abdur Rouf               (162610000341)

 

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA (UNISNU) JEPARA
2018



KATA PENGANTAR
Puja-puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini yang berjudul “EVALUASI PEMBELAJARAN ALQUR’AN HADIST KELAS II DI MI MATHOLI’UL HUDA TROSO 02 TAHUN PELAJARAN 2017/2018.”
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih kepada dosen yang mengampu “Pengembangan Kurikulum dan Evaluasi Pendidikan Islam “ dan teman - teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan tugas ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga dengan selesainya tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman- teman. Amin.




Jepara,  21 Pebruari 2018


ABDUR ROUF



BAB 1
PENDAHULUAN

A.  Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Pendidikan pada dasarnya adalah sebuah proses transformasi pengetahuan menuju ke arah perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan semua potensi manusia. Oleh karena itu, pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu. Pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan bisa dilakukan dimana saja, kapan saja manusia mau dan mampu melakukan proses pendidikan. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam Undang-undang No.20 Tahun 2003 Pasal 3 bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Evaluasi sebenarnya merupakan bagian dari kegiatan kehidupan manusia sehari-hari. Disadari atau tidak, seseorang sering melakukan evaluasi, baik itu terhadap dirinya sendiri, terhadap lingkungan sosialnya atau lingkungan fisiknya. Di dalam dunia pendidikan, evaluasi sebagai usaha
4 yang dilakukan untuk memungkinkan seseorang (siswa) mengalami perkembangan melalui proses belajar mengajar. Program pengajaran dirancang dan dilaksanakan untuk tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah supaya siswa mengalami perubahan yang positif. Penilaian sangat penting untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan yang telah digariskan, dan sekaligus sebagai umpan balik (feed back) bagi guru dalam rangka memperbaiki dan untuk melaksanakan program remedial (perbaikan) bagi siswa yang belum berhasil.
[1] Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran.
Pengertian tersebut memiliki tiga implikasi rumusan. Berikut ini implikasi tersebut:
1.      Evaluasi adalah suatu proses yang terus menerus, sebelum, sewaktu dan sesudah proses belajar mengajar.
2.      Proses evaluasi senantiasa diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk mendapatkan jawaban-jawaban tentang bagaimana memperbaiki pengajaran.
3.      Evaluasi menuntut penggunaan alat-alat ukur yang akurat dan bermakna untuk mengumpulkan informasi yang dibutuhkan guna membuat keputusan. (http://unicahyadotcom.wordpress.com).
Evaluasi dan pengajaran mempunyai hubungan yang sangat erat. Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran menurut Norman E. Gronlund (1976) yang dikutip oleh Ngalim Purwanto menyatakan bahwa pengertian evaluasi sebagai berikut :
Evaluation … a systematic process of determining the extent to
which instructional objectives are achieved by pupils”.

Artinya evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.[2] Pada awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan dengan prestasi belajar siswa. Menurut Ralph tyler yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum, dan apa sebabnya.[3]
Menurut Edwind Wand dan Gerald W. Brown yang dikutip dari Wayan Nurkancana dan Sumartana, menyatakan bahwa: Evaluasi yaitu: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan.[4] Dari pernyataan di atas ada dua hal yang menjadi karakteristik evaluasi, pertama evaluasi merupakan suatu proses atau tindakan, kedua proses tersebut dilakukan untuk memberi makna atau nilai-nilai. Artinya berdasarkan hasil pertimbangan evaluasi apakah dapat menunjukkan kualitas yang dinilai.
Tujuan dari adanya evaluasi pendidikan adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan kurikuler. (Ngalim Purwanto, 2004:5) Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.
Ranah kognitif berkenaan dengan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Sedangkan ranah psikomotorisberkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni (a) gerakan refleks, (b), keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perceptual, (d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.[5] Salah satu prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam rangka evaluasi hasil belajar adalah prinsip keseluruhan, dengan prinsip tersebut evaluator dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari segi pemahamannya terhadap materi bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek kognitif), maupun segi penghayatan (aspek afektif) dan pengalaman (aspek psikomotor). Agar tujuan evaluasi dapat terwujud sesuai dengan prinsip yang benar, maka pelaksanaannya menyesuaikan prosedur evaluasi yang benar pula. Maka dalam hal ini guru sebagai evaluator harus memiliki perencanaan dan teknik dalam pelaksanaan evaluasi secara tepat dan benar agar hasil evaluasi yang telah dilakukan benar-benar menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Al-Qur'an-Hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti keduanya merupakan sumber akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah, muamalah), sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Al-Qur'an Hadis, menekankan pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran Al-Qur'an Hadis di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-Qur'an dan hadis dengan benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur'an, pengenalan arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari melalui keteladanan dan pembiasaan.
Hal ini sejalan dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: (1) pengembangan potensi dan kapasitas belajar peserta didik, yang men­yangkut: rasa ingin tahu, percaya diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri; (2) pengembangan kemampuan baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan ketakwaan terhadan Tuhan YME; serta (3) fondasi bagi pendidikan berikutnya.
Di samping itu, juga mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa tahap perkembangan intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional konkret (Piaget). Peserta didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation (usia 6 - 9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga, guru, dan teman-teman sepermainan), usia 9 – 12 tahun sebagai masa second star of individualisation atau masa individualisasi, dan usia 12-15 tahun  merupakan masa social adjustment atau penyesuaian diri secara sosial.
Secara substansial mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur'an-hadis sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk:
1.    Memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan menggemari membaca al-Qur'an dan hadis;
2.    Memberikan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat al-Qur’an-hadis melalui keteladanan dan pembiasaan;
3.    Membina dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat al-Qur'an dan hadis.
Ruang lingkup mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
a.  Pengetahuan dasar membaca dan menulis al-Qur'an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
b.  Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur'an dan pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
c.  Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan dan pembiasaan mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, takwa, menyayangi anak yatim, salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal salih.
Sedangkan dalam psikologi perkembangan usia peserta didik Sekolah Dasar (SD) berada dalam periode “late childhood” (akhir masa kanak-kanak), yakni kira-kira berada dalam rentan usia antara enam/tujuh sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual sekitar usia tiga belas tahun.[6] Karakteristik pada masa kanak-kanak akhir yaitu:
a.    Meningginya emosi, yang intensitasnya seiring/bergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis,
b.    Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dimainkan, menimbulkan masalah baru,
c.    Dengan berubahnya minat dan pola perilaku, nilai-nilai juga berubah. Pada akhirnya berdampak pada perkembangan aspek kognitif (kecerdasan), afektif (perasaan), dan psikomotorik.
Materi dalam penelitian ini adalah menghafal surat-surat pendek. Menghafal berasal dari kata dasar “hafal” artinya telah masuk dalam ingatan atau dapat mengucapkan sesuatu di luar kepala (tanpa melihat buku atau catatan lain). Adapun menghafal adalah berusaha meresapkan ke dalam pikiran agar selalu ingat. Definisi lain menghafal Al-Qur’an adalah kegiatan atau menghafal Al-Qur’an secara sempurna seluruh Al-Qur’an (30 juz) dan memelihara secara kontinyu serta senantiasa menjaga yang dihafal itu supaya tidak lupa.[7]

B.  Pentingnya Evaluasi Pembelajaran
Seorang guru dapat dikatakan berhasil dalam memberikan pembelajaran apabila telah terjadi perubahan tingkah laku siswa atau pengetahuan siswa ke arah yang lebih positif atau lebih baik. Oleh karena itu, guru memiliki andil yang sangat besar dalam keberhasilan siswanya.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi seorang guru mengevaluasi siswanya dengan cara yang baik dan objektif. Sesuai dengan salah satu peran guru yang disebutkan bahwa guru merupakan evaluator artinya, untuk mengetahui sejauh mana proses belajar dilakukan selain itu guru harus dapat mengoreksi apakah cara pembelajarannya itu harus diperbaiki atau dipertahankan. Pentingnya evaluasi bagi guru bertujuan untuk:
1.    Menggambarkan kemampuan belajar siswa
2.    Mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
3.    Menentukan tindak lanjut hasil penilaian (akan diperbaiki atau dipertahankan)
4.    Memberikan pertanggung jawaban.
C.  Model Evaluasi yang digunakan
Model Tyler dinamakan Black Box karena tidak ada nama resmi yang diberikan oleh pengembangnya. Tyler menuangkan karyanya ini dalam sebuah buku kecil tentang kurikulum. Berkat buku inilah kemudian nama dia menjadi terkenal dan dia disegani. Model evaluasi Tyler di bangun atas dua dasar, yaitu: evaluasi yang ditujukan kepada tingkah laku peserta didik dan evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peseta didik sebelum suatu pelaksanaan kurikulum serta pada saat peserta didik telah melaksanakan kurikulum tersebut. Berdasar pada dua prinsip ini maka Tyler ingin mengatakan bahwa evaluasi kurikulum yang sebenarnya hanya berhubungan dengan dimensi hasil belajar.
Adapun prosedur pelaksanaan dari model evaluasi Tyler adalah sebagai berikut:
1.    Menentukan tujuan kurikulum yang akan dievaluasi. Tujuan kurikulum yang dimaksud disini adalah model tujuan behavioral. Dan model ini di Indonesia sudah dikembangkan sejak kurikulum 1975. Adapun untuk kurikulum KTSP saat ini maka harus mengembangkan tujuan behavioral ini jika berkenaan dengan model kurikulum berbasis kompetensi.
2.    Menentukan situasi dimana peserta didik mendapatkan kesempatan untuk memperlihatkan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan. Dari langkah ini diharapkan evaluator memberikan perhatian dengan seksama supaya proses pembelajaran yang terjadi mengungkapkan hasil belajar yang dirancang kurikulum.
3.    Menentukan alat evaluasi yang akan digunakan untuk megukur tingkah laku peserta didik. Alat evaluasi ini dapat berbentuk tes, observasi, kuisioner, panduan wawancara dan sebagainya. Adapun instrument evaluasi ini harus teruji validitas dan reliabilitasnya.
Inilah tiga prosedur dalam evaluasi model Tyler. Adapun kelemahan dari model Tyler ini adalah tidak sejalan dengan pendidikan karena focus pada hasil belajar dan mengabaikan dimensi proses. Padahal hasil belajar adalah produk dari proses belajar. Sehingga evaluasi yang mengabaikan proses berarti mengabaikan komponen penting dari kurikulum. Adapun kelebihan dari model Tyler ini adalah kesederhanaanya. Evaluator dapat memfokuskan kajian evaluasinya hanya pada satu dimensi kurikulum yaitu dimensi hasil belajar. Sedang dimensi dokumen dan proses tidak menjadi fokus evaluasi.






BAB II
PROFIL MADRASAH DAN PROGRAM PEMBELAJARAN

A.  Profil MI Matholi’ul Huda Troso 02
1.      Sejarah MI Matholi’ul Huda Troso 02
Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Jepara berdiri sejak tahun 1982. Asal mulanya adalah Madrasah Diniyah Matholi’ul Huda yang berdiri sejak tahun 1959 yang penyelenggaraan pendidikanya pada waktu sore dan masih bertempat di rumah salah seorang pendirinya yaitu H.Nur Hasan, dan merupakan cabang dari Madrasah Matholi’ul Huda 01 jepara yang berada di wilayah selatan pimpinan Almarhum Kyai Joefri Alwi karena di madrasah diniyah Matholi’ul Huda 02 jepara hanya sampai kelas III dan setelah naik kelas IV harus pindah ke induknya yaitu MI Matholi’ul Huda 01 Jepara yang berada di wilayah selatan.
Pada waktu itu madrasah diniyah di kepalai oleh Bapak Kyai Mursyid, dan di tambah 4 orang Guru yaitu Bapak H. Nur Hasan, Bapak Toyib, Bapak Kastari dan Bapak Matrahim. Pada perkembangan selanjutnya pada tahun 1960 mendapat tanah wakaf dari H. Masyudi yang merupakan paman Bapak Kyai  Musyid, akhirnya pada prakarsa dari Kepala Madrasah Diniyah pada Waktu itu untuk Mendirikan MI agar tidak menginduk lagi keselatan dan bias menyelenggarakan pendidikan secara utuh, penuh dan mandiri.
Akhirnya pada tahun 1982 didirikanlah Madrasah Ibtidaiyah dan kebetulan sudah punya gedung sendiri maka di daftarkanlah pendirian Madrasah Ibtidaiyah ke Departemen Agama Kabupaten Jepara dan mendapat izin operasional dengan bukti piagam Madrasah pada tahun 1984 dengan nama Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Jepara di bawah pengelolaan Yayasan Matholi’ul Huda 02 troso Jepara yang diketahui oleh Bapak Kyai Mursyid.
Pada tanggal 14 Juli 1984 Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Jepara ini telah diresmikan oleh Pemerintah Departemen Agama. Dalam perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Jepara telah mengalami beberapa kemajuan dalam beberapa aspek, tetapi masih banyak persoalan dan tantangan yang perlu segera disikapi.
Seiring dengan berlakunya PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Jepara mulai mengadakan beberapa pengembangan terutama untuk kebutuhan sarana dan prasarana, sehingga pada tahun 2009 melalui dana Yayasan, Madrasah telah mendapatkan penambahan tanah baru yang berlokasi disebelah barat Madrasah seluas 580 m2.

2.    Visi, Misi dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda Troso 02 Jepara
a.    Visi Madrasah
1)      Islami : mampu menciptakan anak didik yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia dan mencerminkan nilai-nilai islami
2)      Kualitas :berprestasi dan unggul yang mempunyai keterampilan dan kemampuan sesuai dengan perkembangan zaman
3)      Populis :tumbuh, berkembang, dan diterima serta dipercaya masyarakat.
b.    Misi Madrasah
1)      Memberikan pelayanan pendidikan lahir dan batin kepada anak didik guna menjadi manusia yang berguna bagi nusa bangsa serta agama
2)      Meletakkan dasar-dasar keimanan dan keislaman, kepada anak didik melalui pendekatan akhlakul karimah dan uswatun hasanah
3)      Membentuk anak didik yang cerdas, terampil dan mandiri serta berbudi pekerti yang luhur sejak dini.

3.    Letak Geografis Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Troso Jepara
Madrasah Ibtidaiyah Matholiul Huda Troso 02 terletak di desa Troso kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara berada di bawah Yayasan Pendidikan Islam Matholiul Huda yang jarak dari kota kabupaten sekitar 18 km. Madrasah Ibtidaiyah Matholiul Huda Troso 02 ini berada di daerah pemukiman sebagai daerah penghasil tenun ikat yang terkenal dengan tenun Troso

4.    Pengurus Yayasan Pendidikan Islam Matholi’ul Huda 02 Troso Pecangaan Jepara
Pelindung        : Kepala Desa Troso
Penasehat        : K. Mursid
Pengurus         : Ketua                        : H. Satibi,S.E
Wakil Ketua                : H. Rubai Nur
                        Sekretaris I                  : Moh. Tarom
Sekretaris II                : Drs. H. Rifai
Bendahara                   : Abdul Karim

Seksi – Seksi     :  Pendidikan                         : Sukarli Sufyan
Humas                    : H. Sunoto
Pembangunan         : Salim
Kesra                      : Shobib

Kepala RA                  : Aslihah A.Ma
Kepala TPQ                : A. Sholihin
Kepala Wustho           : Sukarli Sufyan
Kepala MI                   : Zahrotul Ummah,S.Ag
Kepala Madin                         : Nur Hadi



5.    Keadaan Guru Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda Troso 02 Jepara
NO
Nama (Lengkap Dengan Gelar)
Tempat / Tgl Lahir
NUPTK
L/P
1
Shodri
Jepara, 02-02-1958
3534736640110012
L
2
Nur Shohib Rizza
Jepara, 13-08-1965
7145743646110063
L
3
Muhtadi,S.Pd.I
Jepara, 02-10-1966
3334744647110053
L
4
Sugito,S.Ag
Jepara, 06-04-1973
2738751654110022
L
5
Nur Kholis,S.Pd.I
Jepara, 20-05-1976
2852754655110042
L
6
Zahrotul Ummah,S.Ag
Jepara, 30-06-1977
9962755656210072
P
7
Mardliyah,S.Pd.I
Jepara, 13-07-1980
8045758659210093
P
8
Ummi Hasanah,S.Pd.I
Jepara,23-10-1983
7355761663210093
P
9
Dra.Hj.Nur Kusuma Astuti
Klaten, 26-05-1969
20318742169001 (Peg.Id)
P
10
Ainur Rofi`ah,S.Pd.I
Kudus,20-08/1968
4152746648210103
P
11
Agus Munanto,S.Pd.I
Brebes,03-08-1988
 -
L
12
Luqman Haqi
Jepara,08-10-1993
 -
L
13
Muh. Asro,S.Pd.I
Jepara, 4-7-1980
-
L
14
Rini Setiyawati,S.Pd.I
Jepara,21-04-1992
 -
P

6.    Data Kepegawaian Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda Troso 02 Jepara
NO
Nama (Lengkap Dengan Gelar)
Jabatan
1
Zahrotul Ummah,S.Ag
Kepala Sekolah
2
Nur Kholis,S.Pd.I
Waka Kesiswaan
Bendahara
3
Muhtadi,S.Pd.I
Perpustakaan
4
Sugito,S.Ag
Humas Wali Kelas V
5
Nur Shohib Rizza
Wali Kelas IA
6
Shodri
Wali Kelas IIIA
7
Mardliyah,S.Pd.I
Staf TU
8
Ummi Hasanah,S.Pd.I
Wali Kelas IIA
9
Dra.Hj.Nur Kusuma Astuti
Wali Kelas IIB
10
Ainur Rofi`ah,S.Pd.I
Wali Kelas IB
11
Agus Munanto,S.Pd.I
Ka. TU/ Laboratorium Komputer
12
Luqman Haqi
Sie Upacara / Pramuka
13
Rini Setiyawati,S.Pd.I
Staf TU
14
Muh. Asro,S.Pd.I
Ka. Laboratorium IPA

7.    Data Siswa Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda Troso 02 Jepara

Kelas
Jumlah
Kelas
Laki-Laki
Perempuan
jml perkelas
1
46
1A
14
10
24
1B
15
7
22
2
42
IIA
15
8
23
IIB
11
8
19
3
49
IIIA
16
9
25
IIIB
14
10
24
4
37
IV
13
24
37
5
39
V
25
14
39
6
35
VI
18
17
35

248
Jumlah
141
107
248



8.      Sarana dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda Troso 02 Jepara
No
Jenis Prasarana
Jumlah Ruang
Jumlah ruang kondisi baik
Kondisi Kerusakan
Rusak ringan
Rusak sedang
Rusak Berat
1
 Ruang Kelas
9
4
5
-
-
2
 Ruang Kepala Madrasah
1
1
-
-
-
3
 Ruang Guru
1
1
-
-
-
4
 Ruang Tata Usaha
1
1
-
-
-
5
 Ruang Laboratorium IPA
1
1
-
-
-
6
 Ruang Laboratorium Komputer
1
1
-
-
-
7
 Ruang Laboratorium Bahasa
-
-
-
-
-
8
 Ruang Perpustakaan
1
-
1
-
-
9
 Ruang UKS
1
1
-
-
-
10
 Ruang Keterampilan
-
-
-
-
-
11
 Ruang Kesenian
-
-
-
-
-
12
 Ruang Toilet Guru
1
1
-
-
-
13
 Ruang Toilet Siswa
2
2
-
-
-

B.  Program Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist
Mata Pelajaran Al Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan menggemari Al Qur’an dan Hadist serta menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat – ayat Al Qur’an – Hadist untuk mendorong, membina dan membimbing aklaq dan perilaku peserta didik agar berpedoman kepada dan sesuai dengan isi kandungan ayat – ayat Al Qur’an dan Hadist. Ruang lingkup dari mata pelajaran ini meliputi : Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al Qur’an, Hafalan surat – surat pendek, Pemahaman kandungan surat – surat pendek dan Hadist – hadist tentang kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturrahim, taqwa, menyayangi anak yatim, shalat berjamaah, ciri – ciri orang munafik dan amal shaleh.
1.    Standar Kompetensi Lulusan mapel Al-Qur’an Hadist kelas II
a.    Membaca, menghafal, menulis, dan memahami  surat-surat pendek dalam al-Qur’an  surat al- Ashr sampai an-Nashr
b.    Menghafal, memahami arti, dan mengamalkan hadits-hadits pilihan tentang akhlak, dan amal saleh.

2.    Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mapel Al-Qur’an Hadist kelas II
KLS/
SEM
STANDAR
KOMPETENSI
KOMPETENSI
 DASAR

II / 1
1.      Menulis huruf hijaiyah secara terpisah dan bersambung
1.1.      Menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah dengan benar

1.2.      Menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung dengan benar

2.      Memahami kaidah ilmu tajwid
2.1.Menerapkan  tanda baca waqaf dan wasal

3.      Menghafal surat pendek
3.1.      Melafalkan surat  an- Nashr secara benar dan fasih

3.2.      Menghafalkan surat  an- Nashr secara benar dan fasih


II / 2

4.      Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih
4.1.      Melafalkan surat  al-Qadr, al-Ma’un, al-Kafirun, al-Fil, dan surat al-‘Ashr secara benar dan fasih

          Menghafalkan surat  al-Qadr, al-Ma’un, al-Kafirun, al-Fil, dan surat al-‘Ashr secara benar dan fasih

5.      Memahami hadits tentang Hormat Kepada Kedua Orang Tua
5.1.              Menerjemahkan hadits tentang hormat kepada orang tua secara sederhana

5.2.Menunjukkan perilaku hormat kepada orang tua


  1. Pemetaan Mapel AL-QUR’AN-HADITS KLS II SMT 1 & 2

No
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Pekan
JP
1

Menulis huruf hijaiyah secara terpisah dan bersambung
1.3.      Menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah dengan benar



1.4.      Menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung dengan benar



2
Memahami kaidah ilmu tajwid
2.2.Menerapkan  tanda baca waqaf dan wasal



3
Menghafal surat pendek
3.3.      Melafalkan surat  an- Nashr secara benar dan fasih



3.4.      Menghafalkan surat  an- Nashr secara benar dan fasih




Jumlah Smt 1

 



4
Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih
4.2.      Melafalkan surat  al-Qadr, al-Ma’un, al-Kafirun, al-Fil, dan surat al-‘Ashr secara benar dan fasih



          Menghafalkan surat  al-Qadr, al-Ma’un, al-Kafirun, al-Fil, dan surat al-‘Ashr secara benar dan fasih



5
Memahami hadits tentang Hormat Kepada Kedua Orang Tua
5.3.              Menerjemahkan hadits tentang hormat kepada orang tua secara sederhana.



5.4.              Menunjukkan perilaku hormat kepada orang tua.




Jumlah Smt 2





Total Smt 1 dan Smt 2






4.      Program Tahunan
SMT
STANDAR KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR
ALOKASI WAKTU
KET


1


1.      Menulis huruf hijaiyah secara terpisah dan bersambung
1.5.      Menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah dengan benar
1.6.      Menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung dengan benar



2.        Memahami kaidah ilmu tajwid
2.1.        Menerapkan  tanda baca waqaf dan wasal



3.        Menghafal surat pendek
4.1.Melafalkan surat  an- Nashr secara benar dan fasih
4.2.      Menghafalkan surat  an- Nashr secara benar dan fasih



2


4.        Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih
4.1.  Melafalkan surat  al-Qadr, al-Ma’un, al-Kafirun, al-Fil, dan surat al-‘Ashr secara benar dan fasih
          Menghafalkan surat  al-Qadr, al-Ma’un, al-Kafirun, al-Fil, dan surat al-‘Ashr secara benar dan fasih



5.        Memahami hadits tentang Hormat Kepada Kedua Orang Tua
5.1.  Menerjemahkan hadits tentang hormat kepada orang tua secara sederhana
5.2.   Menunjukkan perilaku hormat kepada orang tua




5.      Silabus dan RPP
Relevansi SK&KD dengan materi ajar semester 1 belum relevan, dikarenanakan pada SK maupun KD yang pertama dituliskan langsung ke materi surat-surat pendek. Seharusnya sebelum masuk ke surat-surat pendek, peserta didik terlebih dahulu dikenalkan dengan huruf-huruf hijaiyah, baru kemudian ke surat-surat pendek. Sedangkan untuk semester 2 sudah relevan karena memang sudah sesuai.

            Relevansi kemampuan anak dengan materi semester 1 sudah relevan karena memang sebelum peserta didik mengetahui tentang Al-Qur’an, hal yang mendasar pertama kali yang harus dipahami oleh murid adalah mengenal huruf hijaiyah, setelah itu diajarkan surat-surat pendek. Pada semester 2, relevansinya sudah relevan. Karena memang sesudah dari kelas 1 mengenal tentang huruf hijaiyah, pada kelas 2 murid-murid diajarkan untuk menulis huruf-huruf hijaiyah.

            Kesesuaian materi dengan nilai-nilai ahlussunnah pada semester 1 maupun smester dua sudah relevan karena didalam materi terdapat hadits-hadits yang menerangkan tentang kebersihan dan menghormati pada orang tua. Dengan adanya kedua hadits tersebut maka murid-murid yang pertama akan melakukan perbuatan yang sesuai dengan ahlussunnah yaitu menjaga kebersihan, baik pada dirinya sendiri maupun pada lingkungan sekitarnya. Yang kedua, murid-murid akan taat dan patuh kepada orang tua sesuai dengan hadits yang diajarkan kepadanya. Oleh karena itu materi yang diajarkan pada murid sudah mengandung adanya nilai-nilai ahlussunnah, karena dalam ahlussunnah juga terdapat hadits-hadits yang menerangkan tentang materi materi tersebut.



BAB III
EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN
Evaluasi program pembelajaran yang diikuti oleh penulis ialah model tyler, yakni ada 3 : a) evaluasi dalam menentukan tujuan kurikulum,  b) evaluasi dalam menentukan situasi dimana peserta didik mendapatkan kesempatan untuk memperlihatkan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan, c) Menentukan alat evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkah laku peserta didik.
A.  Evaluasi dalam menentukan tujuan kurikulum
1.    Struktur Kurikulum
Pada Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah berisi  sejumlah mata pelajaran yang harus disampaikan kepada peserta didik.  Struktur Kurikulum disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:
a.    Kurikulum MI Matholi’ul Huda Troso 02 memuat 10 mata pelajaran, 2 muatan lokal, dan pengembangan diri;
b.    Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam Struktur Kurikulum, dan satuan pendidikan dapat menambah maksimum 4 jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan;
c.    Alokasi waktu 1 jam pembelajaran adalah 35 menit;
d.   Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34–38 minggu.
Mata Pelajaran Al Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan menggemari Al Qur’an dan Hadist serta menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat – ayat Al Qur’an – Hadist untuk mendorong, membina dan membimbing aklaq dan perilaku peserta didik agar berpedoman kepada dan sesuai dengan isi kandungan ayat – ayat Al Qur’an dan Hadist.
Ruang lingkup dari mata pelajaran ini meliputi : Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al Qur’an, Hafalan surat – surat pendek, Pemahaman kandungan surat – surat pendek, Hadist – hadist tentang kebersihan, niat, menghormati orang tua, persaudaraan, silaturrahim, taqwa, menyayangi anak yatim, shalat berjamaah, ciri – ciri orang munafik dan amal shaleh.
2.    Jadwal dan Alokasi Waktu
NO
KEGIATAN
HARI
WAKTU
KETERANGAN
1
LayananBimbingan  Konseling
Senin- Sabtu
07.30 - 12.10
Ekuivalen dengan 2 jam pelajaran     ( 2 x 35 )
2
Asmaul Husna
Senin - Sabtu
06.45 - 07.00
3
Kepramukaan
Jumat
13.30 - 15.30
4
TIK
Ahad
13.30 - 15.30
5
Tadarus Al-qur’an
Sabtu - Kamis
12.10 - 12.25


3.    Penilaian Kegiatan Pengembangan Diri.
Penilaian Kegiatan Pengembangan diri  dilakukan dengan pendekatan kulitatif dengan rentang sebagai berikut :

Kategori Nilai
Keterangan
A
Sangat Baik
B
Baik
C
Cukup
D
Kurang



4.    Pengaturan Beban Belajar
Penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah “Matholi’ul Huda Troso 02dilaksanakan dengan menggunakan sistem paket., yaitu sistem penyelenggaraan pendidikan dimana peserta didik diwajibkan mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku.
Setiap mata pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam bentuk satuan jam pembelajaran yang  meliputi kegiatan tatap muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tak terstruktur. Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Bentuk penugasan terstruktur adalah pemberian tugas individu,  pemberian tugas kelompok, melakukan riset sederhana (percobaan), dan lain-lain
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Bentuk kegiatan mandiri tidak tersttruktur berupa pemberian  pekerjaan rumah (PR), tugas kegiatan tadarus di rumah,  melaksanakan shalat jamaah di masjid sekitar rumah, mengamati prinsip kerja pengetahuan alam dan atau  pengetahuan sosial dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur tertuang ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru. Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk SD/MI/SDLB 0% - 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% -  60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan. Pengaturan beban belajar yang dilakukan oleh Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda Troso 02  adalah sebagai berikut :


Kelas

Alokasi Waktu (1 jam pelajaran)
Jumlah jam pelajaran per hari
Jumlah jam pelajaran per minggu
Minggu efektif dalam setahun
Jumlah jam pelajaran dan setahun
I
35 menit
5 Jam Pelajaran
35 jam
34 – 38
986  – 1102
II
35 menit
6 Jam Pelajaran
35 jam
34 – 38
1190 – 1330
III
35 menit
7 Jam Pelajaran
37 jam
34 – 38
1394 – 1558
IV
35 menit
8 Jam Pelajaran
43 jam
34 – 38
1598 – 1786
V
35 menit
8 Jam Pelajaran
43 jam
34 – 38
1598 – 1786
VI
35 menit
8 Jam Pelajaran
43 jam
34 – 38
1598 – 1786

Catatan :
-        Hari sabtu jam pertama upacara bendera ( Minggu ke 1 dan 3 )
-        Hari sabtu jam pertama senam SKJ ( Minggu ke 2 dan 4 )

5.    Ketuntasan Belajar
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Belajar adalah tingkat pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran oleh siswa per mata pelajaran. Penentuan kriteria ketuntasan minimal belajar  ini ditetapkan dengan memperhatikan (1) Tingkat esensial (kepentingan) pencapaian standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa; (2) Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap indikator pencapaian kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa; (3) Tingkat kemampuan (intake) rata-rata siswa di madrasah; dan (4) ketersediaan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut diatas, semua mata pelajaran yang diajarkan di MI Matholi’ul Huda Troso 02 siswa yang belum mencapai criteria ketuntasan minimal dari masing-masing mata pelajaran harus mengikuti program perbaikan (remedial) sampai mencapai ketuntasan minimal sebagai berikut :
Kriteria Ketuntasan Minimal per mata pelajaran adalah sebagai berikut :
No
Mata Pelajaran
KKM Kelas
1
2
3
4
5
6
Mata Pelajaran






1.
Pendidikan Agama







a. Al-Qur'an-Hadis
75
75
75
75
75
75
b. Akidah-Akhlak
75
75
75
75
75
75
c. Fikih
75
75
75
75
75
75
d. SKI
-
-
70
70
70
70
2.
Pendidikan Kewarganegaraan
65
65
65
65
65
68
  3.
Bahasa Indonesia
65
65
65
65
65
65
4
Bahasa Arab
-
-
60
60
60
60
5.
Matematika
65
65
65
65
65
65
  6.
IPA
67
67
67
67
67
67
 7.
IPS
67
67
67
67
67
67
8.
Seni Budaya dan Keterampilan
70
70
70
70
70
70
9.
Pendidkan Jasmani
75
75
75
75
75
75
1.1.1.1.1.1.1.1.1        Mulok






1.
Bahasa Jawa
65
65
65
65
65
65
2.
Bahasa Inggris
60
60
60
60
60
60
3.
Ke Nu-an
-
-
-
70
70
70

Siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal harus mengikuti perbaikan (remedial), sampai mencapai ketuntasan kompetensi yang dipersyaratkan.
6.    Kenaikan Kelas dan Kelulusan Peserta Didik
a.    Kriteria Kenaikan Kelas
Peserta didik Madrasah Ibtidaiyah “Matholi’ul Huda Troso 02” dinyatakan Naik kelas apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1)        Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti.
2)        Nilai mata pelajaran di bawah kriteria ketuntasan minimal tidak lebih dari 4 mata pelajaran
3)        Memperoleh nilai minimal 70 pada penilaian kelompok pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Baca Tulis Al Qur’an
4)        Memperoleh nilai minimal 70 pada penilaian Praktek keagamaan dan Akhlaqul Karim
5)        Memiliki nilai minimal Baik untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti
6)        Laporan Hasil Belajar Siswa disampaikan kepada siswa dan orang tua / wali, setiap akhir semester
Peserta didik Madrasah Ibtidaiyah “Matholi’ul Huda Troso 02” dinyatakan Tidak Naik kelas apabila :
1)        Memperoleh nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.
2)        Peserta didik tidak menuntaskan SK dan KD lebih dari 4 mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran sampai pada batas akhir tahun pelajaran.
3)        Karena alasan yang kuat misal sakit kronis sehingga tidak mungkin dibantu mencapai kompetensi yang ditargetkan.
4)        Siswa  yang  tidak  naik  kelas,  diwajibkan  mengulang  yaitu  mengikuti  seluruh  kegiatan pembelajaran pada tingkat kelas yang sama pada tahun pelajaran berikutnya.
Ketika mengulang dikelas yang sama, nilai siswa untuk semua indikator, KD, dan SK yang  ketuntasan belajar minimumnya sudah dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.
b.   Kriteria  Kelulusan
Sesuai ketentuan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 72 ayat (1) peserta didik dinyatakan lulus satuan pendidikan dasar  setelah
1)   menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2)   memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran agama dan umum
3)   lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
4)   lulus ujian nasional.
Seorang siswa dinyatakan Lulus apabila memenuhi 2 (dua) aspek yaitu aspek Akademik dan aspek Non-Akademik.
1)   Aspek Akademik meliputi :
a)    Memiliki nilai rapor yang lengkap untuk kelas 1 sampai 6
b)   Telah memiliki nilai ujian untuk seluruh mata pelajaran yang di ujikan
2)   Aspek Non-Akademik meliputi :
a)    Nilai rata-rata kepribadian ( kelakuan, kerajinan dan kerapian ) pada semester I dan II kelas VI  minimal Baik
b)   Kehadiran di Madrasah pada semester I dan II kelas VI minimal 75% dari jumlah hari efektif
Hasil ujian dituangkan ke dalam blangko daftar nilai ujian hasil ujian dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan. Adapun penentuan kelulusan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda Troso 02 adalah sebagai berikut :
1)   Penentuan siswa yang lulus oleh madrasah dalam suatu rapat dewan guru  dengan mempertimbangkan nilai raport, nilai ujian madrasah, sikap prilaku, budi  pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria  kelulusan.
2)   Siswa yang dinyatakan lulus diberi ijazah dan raport sampai dengan semester 2 kelas VI madrasah Ibtidaiyah
3)   Siswa yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang dikelas terakhir
4)   Seorang siswa dinyatakan Tidak Lulus apabila tidak memenuhi 2 (dua) aspek yaitu aspek Akademik dan aspek Non-Akademik seperti yang tersebut diatas.

B.  Evaluasi dalam menentukan situasi dimana peserta didik mendapatkan kesempatan untuk memperlihatkan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan

Dalam hal ini, peserta didik dilihat dari hasil menerima materi pengetahuan. Apakah sudah paham benar atau belum. Misalnya: tujuannya menghafal surat an-Nasr dan mampu menghayatinya. Dilihat dari segi lafalz bacaannya. Jika bacaan mereka fasih dan lancar, maka tingkah laku menghafal dia berhasil. Karena dia serius dan paham apa yang disampaikan. Guru melafalkan surat an – nasr kemudian diikuti peserta didik. Dari sinilah guru melihat masing-masing tingkah laku peserta didiknya.

C.  Menentukan alat evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkah laku peserta didik.
Alat evaluasi yang digunakan yang pada mata pelajaran al-qur’an hadist mi matholi’ul huda torso 02 yakni metode tes. Metode tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi penentu skor angka. Misalnya dalam hal hafalan surat an-nasr, pengamatannya adalah tajwid dan kelancaran dalam melafalkan surat tersebut.


LEMBAR PENGAMATAN PELAFALAN
SURAT AN-NASR

NAMA SISWA:……………………………….                                        TANGGAL: …
NO.AYAT
BACAAN/TAJWID
KELANCARAN
SKOR
1



2



3



4



5



6



7





Dalam data sepintas, mengenai hasil pembelajaran alqur’an hadist dengan metode drill yakni menggunakan tes lisan, terpapar sebagai berikut:


Skor Hasil Belajar
Penerapan metode drill pada pembelajaran Al-Qur’an Hadist Materi Menghafal Surat-Surat Pendek siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Troso pada pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III

Kategori
Nilai
Simbol
Siklus I
Pertemuan 1
Pertemuan 2
Pertemuan 3
Siswa
Prosentase
Siswa
Prosentase
Siswa
Prosentase
Baik
70-100
***
10
43,5%
12
52,2%
13
56,5%
Cukup
50-60
**
12
52,2%
10
43,5%
9
39,1%
Kurang
10-40
*
1
4,3%
1
4,3%
1
4,3%

Kategori
Nilai
Simbol
Siklus II
Pertemuan 4
Pertemuan 5
Pertemuan 6
Siswa
Prosentase
Siswa
Prosentase
Siswa
Prosentase
Baik
70-100
***
15
65,2%
17
73,9%
18
78,3%
Cukup
50-60
**
8
34,8%
6
26,1%
5
21,7%
Kurang
10-40
*
0
0,0%
0
0,0%
0
0,0%

Kategori
Nilai
Simbol
Siklus III
Pertemuan 7
Pertemuan 8
Pertemuan 9
Siswa
Prosentase
Siswa
Prosentase
Siswa
Prosentase
Baik
70-100
***
19
82,6%
20
87,0%
21
91,3%
Cukup
50-60
**
4
17,4%
3
13,0%
2
8,7%
Kurang
10-40
*
0
0,0%
0
0,0%
0
0,0%



Hasil Observasi Keaktifan Proses Pembelajaran Pada
Penerapan metode drill pada pembelajaran Al-Qur’an Hadist materi
menghafal surat-surat pendek siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah
Matholi’ul Huda 02 Troso pada pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III

Kategori
Jumlah Aktivitas
Siklus II
Pertemuan 4
Pertemuan 5
Pertemuan 6
Siswa
Prosentase
Siswa
Prosentase
Siswa
Prosentase
Baik
3
14
60,9%
15
65,2%
16
69,6%
Cukup
2
9
39,1%
8
34,8%
7
30,4%
Kurang
1
0
0,0%
0
0,0%
0
0,0%

Kategori
Jumlah Aktivitas
Siklus III
Pertemuan 7
Pertemuan 8
Pertemuan 9
Siswa
Prosentase
Siswa
Prosentase
Siswa
Prosentase
Baik
3
19
82,6%
20
87,0%
21
91,3%
Cukup
2
4
17,4%
3
13,0%
2
8,7%
Kurang
1
0
0,0%
0
0,0%
0
0,0%

Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1.      Penerapan metode drill pada pada pembelajaran Al-Qur’an Hadist materi menghafal surat-surat pendek siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Troso Pecangaan Jepara dilakukan dengan berbagai siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi, perencanaan dilakukan peneliti yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (terlampir), merancang pembentukan kelompok pasangan, dan menggunakan media, peneliti menyiapkan lembar observasi (terlampir) dan pendokumentasian, Sedang pada tahap tindakan ini merupakan proses pembelajaran yang dilakukan yang dimulai dari persiapan dengan do’a dan absensi sementara itu setting kelas dengan setting biasa, huruf U, selain itu juga menggunakan beberapa media untuk memperjelas materi yang disampaikan seperti gambar dan Audio Visual, kemudian pada tahap pelaksanaan pembelajaran dengan guru membaca surat surat yang menjadi kompetensi dasar secara keseluruhan maupun per

ayat dengan pelan-pelan, pembagian kelompok pasangan, setiap individu atau kelompok pasangan maju ke depan untuk menghafal dan dikomentari siswa lain, tindakan diakhiri dengan tes menghafal secara sorogan dan diteruskan dengan do’a bersama. Pada tahap observasi peneliti meneliti kegiatan siswa tiap siklus, dari hasil tes lesan dan observasi tersebut kemudian direfleksi untuk pedoman pembelajaran siklus berikutnya.
2.      Ada peningkatan hafalan surat-surat pendek dalam pembelajaran Al-Qur’an Hadist siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Troso Pecangaan Jepara setelah menggunakan metode drill. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar per siklus di mana pada :
a.       Siklus I pada pertemuan pertama tingkat ketuntasannya 10 siswa atau 43,5% naik pada pertemuan kedua menjadi 12 siswa atau 52,2% di akhir siklus I sudah menjadi 13 siswa 56,5%.
b.       Siklus II pada pertemuan keempat tingkat ketuntasannya 15 siswa atau 65,2% naik pada pertemuan kelima menjadi 17 siswa atau 73,9% di akhir siklus II sudah menjadi 18 siswa 78,3%.
c.       Siklus III pada pertemuan ketujuh tingkat ketuntasannya 19 siswa atau 82,6% naik pada pertemuan kedelapan menjadi 20 siswa atau 87% di akhir siklus III sudah menjadi 21 siswa 91,3%.
Sedangkan proses keaktifan siswa juga mengalami kenaikan dimana pada :
a.       Siklus II pertemuan keempat siswa yang sempurna mencapai 14 siswa atau 60,9%  naik pada pertemuan kelima menjadi  15 siswa atau 65,2% dan pada pertemuan keenam mencapai 16 siswa atau 69,6%
b.      Siklus III pertemuan ketujuh siswa yang sempurna mencapai 19 siswa atau 82,6%  naik pada pertemuan kedelapan menjadi  20 siswa atau 87% dan pada pertemuan kesembilan sudah mencapai 21 siswa atau 91,3%.
























DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara, 2008
Nazarudin, Mgs. Mgs,  Manajemen Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2007)
Nurkancana, Wayan dan Sumartana.  Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1986
Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004
Sa’dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, ( Jakarta: Gema Insani, 2008)
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011
Sunhaji,  Strategi Pembelajaran. Purwokerto: STAIN Purwokerto Press, 2012




[1] Sunhaji,  Strategi Pembelajaran. Purwokerto: STAIN Purwokerto Press, 2012, hlm. 21
[2] Purwanto, Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, hlm. 3
[3] Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara, 2008, hlm. 3
[4] Nurkancana, Wayan dan Sumartana.  Evaluasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1986, hlm. 1
[5] Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011, hlm. 11
[6] Mgs. Nazarudin, Manajemen Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 45
[7] Sa’dulloh, 9 Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, ( Jakarta: Gema Insani, 2008), hlm. 45

No comments:

Post a Comment

Jina wajina lirik

 Jina wajina