EVALUASI PEMBELAJARAN ALQURAN
HADIST KELAS II
DI MI MATHOLI’UL HUDA TROSO 02
TAHUN PELAJARAN 20172018
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah
Pengembangan Kurikulum dan Evaluasi Pendidikan Islam
Dosen Pengampu:
Dr. H. Shodiq Abdullah, M.Ag

Disusun Oleh :
Abdur Rouf (162610000341)
![]() |
|||
![]() |
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
(UNISNU) JEPARA
2018
KATA PENGANTAR
Puja-puji syukur kepada Tuhan yang Maha
Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas ini yang berjudul “EVALUASI PEMBELAJARAN ALQUR’AN HADIST KELAS
II DI MI MATHOLI’UL HUDA TROSO 02 TAHUN PELAJARAN 2017/2018.”
Tidak lupa saya ucapkan terima kasih
kepada dosen yang mengampu “Pengembangan Kurikulum dan Evaluasi Pendidikan
Islam “ dan teman - teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan
tugas ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas ini masih banyak
kekurangan. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun. Semoga dengan selesainya tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
teman- teman. Amin.
Jepara, 21 Pebruari 2018
ABDUR ROUF
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Pendidikan
pada dasarnya adalah sebuah proses transformasi pengetahuan menuju ke arah
perbaikan, penguatan, dan penyempurnaan semua potensi manusia. Oleh karena itu,
pendidikan tidak mengenal ruang dan waktu. Pendidikan berlangsung sepanjang
hayat dan bisa dilakukan dimana saja, kapan saja manusia mau dan mampu
melakukan proses pendidikan. Secara jelas tujuan pendidikan nasional yang
bersumber dari sistem nilai Pancasila dirumuskan dalam Undang-undang No.20
Tahun 2003 Pasal 3 bahwa Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik, agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Evaluasi sebenarnya merupakan bagian
dari kegiatan kehidupan manusia sehari-hari. Disadari atau tidak, seseorang
sering melakukan evaluasi, baik itu terhadap dirinya sendiri, terhadap
lingkungan sosialnya atau lingkungan fisiknya. Di dalam dunia pendidikan,
evaluasi sebagai usaha
4 yang dilakukan untuk memungkinkan seseorang (siswa) mengalami perkembangan melalui proses belajar mengajar. Program pengajaran dirancang dan dilaksanakan untuk tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah supaya siswa mengalami perubahan yang positif. Penilaian sangat penting untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan yang telah digariskan, dan sekaligus sebagai umpan balik (feed back) bagi guru dalam rangka memperbaiki dan untuk melaksanakan program remedial (perbaikan) bagi siswa yang belum berhasil.[1] Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran.
4 yang dilakukan untuk memungkinkan seseorang (siswa) mengalami perkembangan melalui proses belajar mengajar. Program pengajaran dirancang dan dilaksanakan untuk tujuan tertentu. Tujuan tersebut adalah supaya siswa mengalami perubahan yang positif. Penilaian sangat penting untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menguasai tujuan yang telah digariskan, dan sekaligus sebagai umpan balik (feed back) bagi guru dalam rangka memperbaiki dan untuk melaksanakan program remedial (perbaikan) bagi siswa yang belum berhasil.[1] Evaluasi merupakan suatu proses berkelanjutan tentang pengumpulan dan penafsiran informasi untuk menilai keputusan-keputusan yang dibuat dalam merancang suatu sistem pembelajaran.
Pengertian tersebut memiliki tiga
implikasi rumusan. Berikut ini implikasi tersebut:
1.
Evaluasi adalah suatu proses
yang terus menerus, sebelum, sewaktu dan sesudah proses belajar mengajar.
2.
Proses evaluasi senantiasa
diarahkan ke tujuan tertentu, yakni untuk mendapatkan jawaban-jawaban tentang
bagaimana memperbaiki pengajaran.
3.
Evaluasi menuntut penggunaan
alat-alat ukur yang akurat dan bermakna untuk mengumpulkan informasi yang
dibutuhkan guna membuat keputusan. (http://unicahyadotcom.wordpress.com).
Evaluasi dan pengajaran mempunyai
hubungan yang sangat erat. Dalam hubungan dengan kegiatan pengajaran menurut
Norman E. Gronlund (1976) yang dikutip oleh Ngalim Purwanto menyatakan bahwa
pengertian evaluasi sebagai berikut :
Evaluation … a systematic process of determining the extent to
which instructional objectives are achieved by pupils”.
which instructional objectives are achieved by pupils”.
Artinya evaluasi adalah suatu proses
yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana
tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa.[2] Pada awalnya pengertian evaluasi pendidikan selalu dikaitkan
dengan prestasi belajar siswa. Menurut Ralph tyler yang dikutip oleh Suharsimi
Arikunto mengatakan bahwa evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data
untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pendidikan
sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum, dan apa sebabnya.[3]
Menurut Edwind Wand dan Gerald W. Brown
yang dikutip dari Wayan Nurkancana dan Sumartana, menyatakan bahwa: Evaluasi
yaitu: suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai daripada
sesuatu. Sesuai dengan pendapat tersebut maka evaluasi pendidikan dapat
diartikan sebagai suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai
segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya
dengan dunia pendidikan.[4] Dari pernyataan di atas ada dua hal yang menjadi karakteristik
evaluasi, pertama evaluasi merupakan suatu proses atau tindakan, kedua proses
tersebut dilakukan untuk memberi makna atau nilai-nilai. Artinya berdasarkan
hasil pertimbangan evaluasi apakah dapat menunjukkan kualitas yang dinilai.
Tujuan dari adanya evaluasi pendidikan
adalah untuk mendapatkan data pembuktian yang akan menunjukkan sampai di mana
tingkat kemampuan dan keberhasilan siswa dalam pencapaian tujuan-tujuan
kurikuler. (Ngalim Purwanto, 2004:5) Dalam sistem pendidikan nasional rumusan
tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional,
menggunakan klasifikasi hasil belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis
besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif,
dan ranah psikomotoris.
Ranah kognitif
berkenaan dengan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari
lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan
internalisasi. Sedangkan ranah psikomotorisberkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni
(a) gerakan refleks, (b), keterampilan gerakan dasar, (c) kemampuan perceptual,
(d) keharmonisan atau ketepatan, (e) gerakan keterampilan kompleks, dan (f)
gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi objek
penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang
paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran.[5] Salah satu prinsip dasar yang harus diperhatikan dalam rangka
evaluasi hasil belajar adalah prinsip keseluruhan, dengan prinsip tersebut evaluator
dituntut untuk mengevaluasi secara menyeluruh terhadap peserta didik, baik dari
segi pemahamannya terhadap materi bahan pelajaran yang telah diberikan (aspek
kognitif), maupun segi penghayatan (aspek afektif) dan pengalaman (aspek
psikomotor). Agar tujuan evaluasi dapat terwujud sesuai dengan prinsip yang
benar, maka pelaksanaannya menyesuaikan prosedur evaluasi yang benar pula. Maka
dalam hal ini guru sebagai evaluator harus memiliki perencanaan dan teknik
dalam pelaksanaan evaluasi secara tepat dan benar agar hasil evaluasi yang
telah dilakukan benar-benar menggambarkan kemampuan siswa yang sebenarnya.
Al-Qur'an-Hadis merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti keduanya
merupakan sumber akidah-akhlak, syari’ah/fikih (ibadah, muamalah),
sehingga kajiannya berada di setiap unsur tersebut. Al-Qur'an Hadis, menekankan
pada kemampuan baca tulis yang baik dan benar, memahami makna secara tekstual
dan kontekstual, serta mengamalkan kandungannya dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran
Al-Qur'an Hadis di Madrasah Ibtidaiyah adalah salah satu mata pelajaran PAI
yang menekankan pada kemampuan membaca dan menulis al-Qur'an dan hadis dengan
benar, serta hafalan terhadap surat-surat pendek dalam al-Qur'an, pengenalan
arti atau makna secara sederhana dari surat-surat pendek tersebut dan
hadis-hadis tentang akhlak terpuji untuk diamalkan dalam kehidupan sehari-hari
melalui keteladanan dan pembiasaan.
Hal ini sejalan
dengan misi pendidikan dasar adalah untuk: (1) pengembangan potensi dan
kapasitas belajar peserta didik, yang menyangkut: rasa ingin tahu, percaya
diri, keterampilan berkomunikasi dan kesadaran diri; (2) pengembangan kemampuan
baca-tulis-hitung dan bernalar, keterampilan hidup, dasar-dasar keimanan dan
ketakwaan terhadan Tuhan YME; serta (3) fondasi bagi pendidikan berikutnya.
Di samping itu,
juga mempertimbangkan perkembangan psikologis anak, bahwa tahap perkembangan
intelektual anak usia 6-11 tahun adalah operasional konkret (Piaget). Peserta
didik pada jenjang pendidikan dasar juga merupakan masa social imitation
(usia 6 - 9 tahun) atau masa mencontoh, sehingga diperlukan figur yang dapat
memberi contoh dan teladan yang baik dari orang-orang sekitarnya (keluarga,
guru, dan teman-teman sepermainan), usia 9 – 12 tahun sebagai masa second
star of individualisation atau masa individualisasi, dan usia 12-15
tahun merupakan masa social
adjustment atau penyesuaian diri secara sosial.
Secara
substansial mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis memiliki kontribusi dalam memberikan
motivasi kepada peserta didik untuk mencintai kitab sucinya, mempelajari dan
mempraktikkan ajaran dan nilai-nilai yang terkandung dalam al-Qur'an-hadis
sebagai sumber utama ajaran Islam dan sekaligus menjadi pegangan dan pedoman
hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Mata pelajaran
Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk:
1. Memberikan
kemampuan dasar kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan, dan
menggemari membaca al-Qur'an dan hadis;
2. Memberikan
pengertian, pemahaman, penghayatan isi kandungan ayat-ayat al-Qur’an-hadis
melalui keteladanan dan pembiasaan;
3. Membina
dan membimbing perilaku peserta didik dengan berpedoman pada isi kandungan ayat
al-Qur'an dan hadis.
Ruang lingkup
mata pelajaran Al-Qur'an-Hadis di Madrasah Ibtidaiyah meliputi:
a. Pengetahuan dasar membaca dan menulis
al-Qur'an yang benar sesuai dengan kaidah ilmu tajwid.
b. Hafalan surat-surat pendek dalam al-Qur'an dan
pemahaman sederhana tentang arti dan makna kandungannya serta pengamalannya
melalui keteladanan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Pemahaman dan pengamalan melalui keteladanan
dan pembiasaan mengenai hadis-hadis yang berkaitan dengan kebersihan, niat,
menghormati orang tua, persaudaraan, silaturahmi, takwa, menyayangi anak yatim,
salat berjamaah, ciri-ciri orang munafik, dan amal salih.
Sedangkan
dalam psikologi perkembangan usia peserta didik Sekolah Dasar (SD) berada dalam
periode “late childhood” (akhir masa kanak-kanak), yakni kira-kira berada dalam
rentan usia antara enam/tujuh sampai tiba saatnya individu menjadi matang
secara seksual sekitar usia tiga belas tahun.[6]
Karakteristik pada masa kanak-kanak akhir yaitu:
a. Meningginya
emosi, yang intensitasnya seiring/bergantung pada tingkat perubahan fisik dan
psikologis,
b. Perubahan
tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok sosial untuk dimainkan,
menimbulkan masalah baru,
c. Dengan
berubahnya minat dan pola perilaku, nilai-nilai juga berubah. Pada akhirnya
berdampak pada perkembangan aspek kognitif (kecerdasan), afektif (perasaan),
dan psikomotorik.
Materi dalam penelitian ini adalah menghafal
surat-surat pendek. Menghafal berasal dari kata dasar “hafal” artinya telah
masuk dalam ingatan atau dapat mengucapkan sesuatu di luar kepala (tanpa
melihat buku atau catatan lain). Adapun menghafal adalah berusaha meresapkan ke
dalam pikiran agar selalu ingat. Definisi lain menghafal Al-Qur’an adalah
kegiatan atau menghafal Al-Qur’an secara sempurna seluruh Al-Qur’an (30 juz)
dan memelihara secara kontinyu serta senantiasa menjaga yang dihafal itu supaya
tidak lupa.[7]
B.
Pentingnya Evaluasi Pembelajaran
Seorang guru dapat dikatakan berhasil dalam memberikan
pembelajaran apabila telah terjadi perubahan tingkah laku siswa atau
pengetahuan siswa ke arah yang lebih positif atau lebih baik. Oleh karena itu,
guru memiliki andil yang sangat besar dalam keberhasilan siswanya.
Oleh
sebab itu, sangat penting bagi seorang guru mengevaluasi siswanya dengan cara
yang baik dan objektif. Sesuai dengan salah satu peran guru yang disebutkan
bahwa guru merupakan evaluator artinya, untuk mengetahui sejauh mana proses
belajar dilakukan selain itu guru harus dapat mengoreksi apakah cara
pembelajarannya itu harus diperbaiki atau dipertahankan. Pentingnya evaluasi bagi
guru bertujuan untuk:
1.
Menggambarkan kemampuan belajar siswa
2.
Mengetahui tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
3.
Menentukan tindak lanjut hasil penilaian (akan diperbaiki atau
dipertahankan)
4.
Memberikan pertanggung jawaban.
C.
Model Evaluasi yang digunakan
Model Tyler dinamakan Black Box karena
tidak ada nama resmi yang diberikan oleh pengembangnya. Tyler menuangkan
karyanya ini dalam sebuah buku kecil tentang kurikulum. Berkat buku inilah
kemudian nama dia menjadi terkenal dan dia disegani. Model evaluasi Tyler di
bangun atas dua dasar, yaitu: evaluasi yang ditujukan kepada tingkah laku
peserta didik dan evaluasi harus dilakukan pada tingkah laku awal peseta didik
sebelum suatu pelaksanaan kurikulum serta pada saat peserta didik telah
melaksanakan kurikulum tersebut. Berdasar pada dua prinsip ini maka Tyler ingin
mengatakan bahwa evaluasi kurikulum yang sebenarnya hanya berhubungan dengan
dimensi hasil belajar.
Adapun prosedur pelaksanaan dari model
evaluasi Tyler adalah sebagai berikut:
1.
Menentukan tujuan kurikulum yang akan
dievaluasi. Tujuan kurikulum yang dimaksud disini adalah model tujuan
behavioral. Dan model ini di Indonesia sudah dikembangkan sejak kurikulum 1975.
Adapun untuk kurikulum KTSP saat ini maka harus mengembangkan tujuan behavioral
ini jika berkenaan dengan model kurikulum berbasis kompetensi.
2.
Menentukan situasi dimana peserta didik
mendapatkan kesempatan untuk memperlihatkan tingkah laku yang berhubungan
dengan tujuan. Dari langkah ini diharapkan evaluator memberikan perhatian
dengan seksama supaya proses pembelajaran yang terjadi mengungkapkan hasil
belajar yang dirancang kurikulum.
3.
Menentukan alat evaluasi yang akan
digunakan untuk megukur tingkah laku peserta didik. Alat evaluasi ini dapat
berbentuk tes, observasi, kuisioner, panduan wawancara dan sebagainya. Adapun
instrument evaluasi ini harus teruji validitas dan reliabilitasnya.
Inilah tiga prosedur dalam evaluasi
model Tyler. Adapun kelemahan dari model Tyler ini adalah tidak sejalan dengan
pendidikan karena focus pada hasil belajar dan mengabaikan dimensi proses.
Padahal hasil belajar adalah produk dari proses belajar. Sehingga evaluasi yang
mengabaikan proses berarti mengabaikan komponen penting dari kurikulum. Adapun
kelebihan dari model Tyler ini adalah kesederhanaanya. Evaluator dapat
memfokuskan kajian evaluasinya hanya pada satu dimensi kurikulum yaitu dimensi
hasil belajar. Sedang dimensi dokumen dan proses tidak menjadi fokus evaluasi.
BAB II
PROFIL MADRASAH DAN PROGRAM PEMBELAJARAN
A. Profil MI Matholi’ul Huda Troso 02
1.
Sejarah MI Matholi’ul Huda Troso 02
Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Jepara
berdiri sejak tahun 1982. Asal mulanya adalah Madrasah Diniyah Matholi’ul Huda
yang berdiri sejak tahun 1959 yang penyelenggaraan pendidikanya pada waktu sore
dan masih bertempat di rumah salah seorang pendirinya yaitu H.Nur Hasan, dan
merupakan cabang dari Madrasah Matholi’ul Huda 01 jepara yang berada di wilayah
selatan pimpinan Almarhum Kyai Joefri Alwi karena di madrasah diniyah
Matholi’ul Huda 02 jepara hanya sampai kelas III dan setelah naik kelas IV
harus pindah ke induknya yaitu MI Matholi’ul Huda 01 Jepara yang berada di
wilayah selatan.
Pada waktu itu madrasah diniyah di kepalai oleh
Bapak Kyai Mursyid, dan di tambah 4 orang Guru yaitu Bapak H. Nur Hasan, Bapak
Toyib, Bapak Kastari dan Bapak Matrahim. Pada perkembangan selanjutnya pada
tahun 1960 mendapat tanah wakaf dari H. Masyudi yang merupakan paman Bapak
Kyai Musyid, akhirnya pada prakarsa dari
Kepala Madrasah Diniyah pada Waktu itu untuk Mendirikan MI agar tidak menginduk
lagi keselatan dan bias menyelenggarakan pendidikan secara utuh, penuh dan
mandiri.
Akhirnya pada tahun 1982 didirikanlah Madrasah
Ibtidaiyah dan kebetulan sudah punya gedung sendiri maka di daftarkanlah
pendirian Madrasah Ibtidaiyah ke Departemen Agama Kabupaten Jepara dan mendapat
izin operasional dengan bukti piagam Madrasah pada tahun 1984 dengan nama
Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Jepara di bawah pengelolaan Yayasan
Matholi’ul Huda 02 troso Jepara yang diketahui oleh Bapak Kyai Mursyid.
Pada tanggal 14 Juli 1984 Madrasah Ibtidaiyah
Matholi’ul Huda 02 Jepara ini telah diresmikan oleh Pemerintah Departemen
Agama. Dalam perkembangan Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Jepara telah
mengalami beberapa kemajuan dalam beberapa aspek, tetapi masih banyak persoalan
dan tantangan yang perlu segera disikapi.
Seiring dengan berlakunya PP No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02
Jepara mulai mengadakan beberapa pengembangan terutama untuk kebutuhan sarana
dan prasarana, sehingga pada tahun 2009 melalui dana Yayasan, Madrasah telah
mendapatkan penambahan tanah baru yang berlokasi disebelah barat Madrasah
seluas 580 m2.
2. Visi,
Misi dan Tujuan Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda Troso 02 Jepara
a.
Visi Madrasah
1)
Islami : mampu menciptakan anak didik
yang beriman, bertaqwa dan berakhlak mulia dan mencerminkan nilai-nilai islami
2)
Kualitas :berprestasi dan unggul yang
mempunyai keterampilan dan kemampuan sesuai dengan perkembangan zaman
3)
Populis :tumbuh, berkembang, dan
diterima serta dipercaya masyarakat.
b.
Misi Madrasah
1)
Memberikan pelayanan pendidikan lahir
dan batin kepada anak didik guna menjadi manusia yang berguna bagi nusa bangsa
serta agama
2)
Meletakkan dasar-dasar keimanan dan
keislaman, kepada anak didik melalui pendekatan akhlakul karimah dan uswatun
hasanah
3)
Membentuk anak didik yang cerdas,
terampil dan mandiri serta berbudi pekerti yang luhur sejak dini.
3. Letak
Geografis Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Troso Jepara
Madrasah
Ibtidaiyah Matholiul Huda Troso 02 terletak di desa Troso kecamatan Pecangaan
kabupaten Jepara berada di bawah Yayasan Pendidikan Islam Matholiul Huda yang
jarak dari kota kabupaten sekitar 18 km. Madrasah Ibtidaiyah Matholiul Huda
Troso 02 ini berada di daerah pemukiman sebagai daerah penghasil tenun ikat
yang terkenal dengan tenun Troso
4. Pengurus
Yayasan Pendidikan Islam Matholi’ul Huda 02 Troso Pecangaan Jepara
Pelindung
: Kepala Desa Troso
Penasehat
: K. Mursid
Pengurus
: Ketua : H. Satibi,S.E
Wakil Ketua : H. Rubai Nur
Sekretaris
I : Moh. Tarom
Sekretaris II : Drs. H. Rifai
Bendahara : Abdul Karim
Seksi
– Seksi : Pendidikan :
Sukarli Sufyan
Humas : H. Sunoto
Pembangunan : Salim
Kesra : Shobib
Kepala RA : Aslihah A.Ma
Kepala TPQ : A. Sholihin
Kepala Wustho : Sukarli Sufyan
Kepala MI : Zahrotul Ummah,S.Ag
Kepala Madin : Nur Hadi
5. Keadaan
Guru Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda Troso 02 Jepara
NO
|
Nama (Lengkap Dengan
Gelar)
|
Tempat / Tgl Lahir
|
NUPTK
|
L/P
|
1
|
Shodri
|
Jepara, 02-02-1958
|
3534736640110012
|
L
|
2
|
Nur Shohib Rizza
|
Jepara, 13-08-1965
|
7145743646110063
|
L
|
3
|
Muhtadi,S.Pd.I
|
Jepara, 02-10-1966
|
3334744647110053
|
L
|
4
|
Sugito,S.Ag
|
Jepara, 06-04-1973
|
2738751654110022
|
L
|
5
|
Nur Kholis,S.Pd.I
|
Jepara, 20-05-1976
|
2852754655110042
|
L
|
6
|
Zahrotul Ummah,S.Ag
|
Jepara, 30-06-1977
|
9962755656210072
|
P
|
7
|
Mardliyah,S.Pd.I
|
Jepara, 13-07-1980
|
8045758659210093
|
P
|
8
|
Ummi Hasanah,S.Pd.I
|
Jepara,23-10-1983
|
7355761663210093
|
P
|
9
|
Dra.Hj.Nur Kusuma
Astuti
|
Klaten, 26-05-1969
|
20318742169001 (Peg.Id)
|
P
|
10
|
Ainur Rofi`ah,S.Pd.I
|
Kudus,20-08/1968
|
4152746648210103
|
P
|
11
|
Agus Munanto,S.Pd.I
|
Brebes,03-08-1988
|
-
|
L
|
12
|
Luqman Haqi
|
Jepara,08-10-1993
|
-
|
L
|
13
|
Muh. Asro,S.Pd.I
|
Jepara,
4-7-1980
|
-
|
L
|
14
|
Rini Setiyawati,S.Pd.I
|
Jepara,21-04-1992
|
-
|
P
|
6. Data
Kepegawaian Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda Troso 02 Jepara
NO
|
Nama (Lengkap Dengan
Gelar)
|
Jabatan
|
1
|
Zahrotul Ummah,S.Ag
|
Kepala Sekolah
|
2
|
Nur Kholis,S.Pd.I
|
Waka Kesiswaan
Bendahara
|
3
|
Muhtadi,S.Pd.I
|
Perpustakaan
|
4
|
Sugito,S.Ag
|
Humas Wali Kelas V
|
5
|
Nur Shohib Rizza
|
Wali Kelas IA
|
6
|
Shodri
|
Wali Kelas IIIA
|
7
|
Mardliyah,S.Pd.I
|
Staf TU
|
8
|
Ummi Hasanah,S.Pd.I
|
Wali Kelas IIA
|
9
|
Dra.Hj.Nur Kusuma
Astuti
|
Wali Kelas IIB
|
10
|
Ainur Rofi`ah,S.Pd.I
|
Wali Kelas IB
|
11
|
Agus Munanto,S.Pd.I
|
Ka. TU/ Laboratorium
Komputer
|
12
|
Luqman Haqi
|
Sie Upacara / Pramuka
|
13
|
Rini Setiyawati,S.Pd.I
|
Staf TU
|
14
|
Muh. Asro,S.Pd.I
|
Ka. Laboratorium IPA
|
7. Data
Siswa Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda Troso 02 Jepara
Kelas
|
Jumlah
|
Kelas
|
Laki-Laki
|
Perempuan
|
jml perkelas
|
1
|
46
|
1A
|
14
|
10
|
24
|
1B
|
15
|
7
|
22
|
||
2
|
42
|
IIA
|
15
|
8
|
23
|
IIB
|
11
|
8
|
19
|
||
3
|
49
|
IIIA
|
16
|
9
|
25
|
IIIB
|
14
|
10
|
24
|
||
4
|
37
|
IV
|
13
|
24
|
37
|
5
|
39
|
V
|
25
|
14
|
39
|
6
|
35
|
VI
|
18
|
17
|
35
|
|
248
|
Jumlah
|
141
|
107
|
248
|
8. Sarana
dan Prasarana Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda Troso 02 Jepara
No
|
Jenis
Prasarana
|
Jumlah
Ruang
|
Jumlah
ruang kondisi baik
|
Kondisi
Kerusakan
|
||
Rusak
ringan
|
Rusak
sedang
|
Rusak
Berat
|
||||
1
|
Ruang Kelas
|
9
|
4
|
5
|
-
|
-
|
2
|
Ruang Kepala Madrasah
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
3
|
Ruang Guru
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
4
|
Ruang Tata Usaha
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
5
|
Ruang Laboratorium IPA
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
6
|
Ruang Laboratorium Komputer
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
7
|
Ruang Laboratorium Bahasa
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
8
|
Ruang Perpustakaan
|
1
|
-
|
1
|
-
|
-
|
9
|
Ruang UKS
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
10
|
Ruang Keterampilan
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
11
|
Ruang Kesenian
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
12
|
Ruang Toilet Guru
|
1
|
1
|
-
|
-
|
-
|
13
|
Ruang Toilet Siswa
|
2
|
2
|
-
|
-
|
-
|
B.
Program Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadist
Mata Pelajaran Al
Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar
kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan menggemari Al
Qur’an dan Hadist serta menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan isi
kandungan ayat – ayat Al Qur’an – Hadist untuk mendorong, membina dan
membimbing aklaq dan perilaku peserta didik agar berpedoman kepada dan sesuai
dengan isi kandungan ayat – ayat Al Qur’an dan Hadist.
Ruang lingkup dari mata
pelajaran ini meliputi : Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al Qur’an, Hafalan
surat – surat pendek, Pemahaman
kandungan surat – surat pendek dan Hadist – hadist tentang kebersihan, niat,
menghormati orang tua, persaudaraan, silaturrahim, taqwa, menyayangi anak
yatim, shalat berjamaah, ciri – ciri orang munafik dan amal shaleh.
1.
Standar Kompetensi Lulusan mapel Al-Qur’an Hadist kelas
II
a.
Membaca, menghafal, menulis, dan
memahami surat-surat pendek dalam
al-Qur’an surat al- Ashr sampai an-Nashr
b.
Menghafal, memahami arti, dan
mengamalkan hadits-hadits pilihan tentang akhlak, dan amal saleh.
2.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mapel
Al-Qur’an Hadist kelas II
KLS/
SEM
|
STANDAR
KOMPETENSI
|
KOMPETENSI
DASAR
|
II
/ 1
|
1. Menulis huruf hijaiyah secara
terpisah dan bersambung
|
1.1. Menulis huruf-huruf hijaiyah secara terpisah dengan benar
|
1.2. Menulis huruf-huruf hijaiyah secara bersambung dengan benar
|
||
2. Memahami kaidah ilmu tajwid
|
2.1.Menerapkan tanda baca waqaf dan
wasal
|
|
3. Menghafal
|
3.1. Melafalkan surat an- Nashr secara
benar dan fasih
|
|
3.2. Menghafalkan surat an- Nashr
secara benar dan fasih
|
||
II
/ 2
|
4.
Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih
|
4.1. Melafalkan
|
Menghafalkan
|
||
5. Memahami hadits tentang Hormat
Kepada Kedua Orang Tua
|
5.1.
Menerjemahkan hadits tentang hormat kepada
orang tua secara sederhana
|
|
5.2.Menunjukkan perilaku hormat kepada orang tua
|
- Pemetaan Mapel AL-QUR’AN-HADITS KLS II SMT 1 & 2
No
|
Standar
Kompetensi
|
Kompetensi
Dasar
|
Pekan
|
JP
|
1
|
Menulis huruf hijaiyah secara
terpisah dan bersambung
|
1.3. Menulis
huruf-huruf hijaiyah secara terpisah dengan benar
|
|
|
1.4. Menulis
huruf-huruf hijaiyah secara bersambung dengan benar
|
|
|
||
2
|
Memahami
kaidah ilmu tajwid
|
2.2.Menerapkan
tanda baca waqaf dan wasal
|
|
|
3
|
Menghafal
|
3.3.
Melafalkan surat an- Nashr secara benar dan fasih
|
|
|
3.4.
Menghafalkan surat an- Nashr secara benar dan fasih
|
|
|
||
|
Jumlah Smt
1
|
|
|
|
4
|
Menghafal surat-surat pendek
secara benar dan fasih
|
4.2.
Melafalkan
|
|
|
Menghafalkan
|
|
|
||
5
|
Memahami
hadits tentang Hormat Kepada Kedua Orang Tua
|
5.3.
Menerjemahkan hadits tentang hormat kepada
orang tua secara sederhana.
|
|
|
5.4.
Menunjukkan perilaku hormat kepada orang
tua.
|
|
|
||
|
Jumlah Smt
2
|
|
|
|
|
Total Smt
1 dan Smt 2
|
|
|
|
4. Program Tahunan
SMT
|
STANDAR KOMPETENSI
|
KOMPETENSI DASAR
|
ALOKASI WAKTU
|
KET
|
1
|
1.
Menulis
huruf hijaiyah secara terpisah dan bersambung
|
1.5.
Menulis
huruf-huruf hijaiyah secara terpisah dengan benar
1.6.
Menulis
huruf-huruf hijaiyah secara bersambung dengan benar
|
|
|
2.
Memahami
kaidah ilmu tajwid
|
2.1.
Menerapkan
tanda baca waqaf dan wasal
|
|
|
|
3.
Menghafal
|
4.1.Melafalkan surat an- Nashr secara benar dan fasih
4.2. Menghafalkan surat an- Nashr
secara benar dan fasih
|
|
|
|
2
|
4.
Menghafal surat-surat pendek secara benar dan fasih
|
4.1. Melafalkan
Menghafalkan
|
|
|
5.
Memahami
hadits tentang Hormat Kepada Kedua Orang Tua
|
5.1. Menerjemahkan
hadits tentang hormat kepada orang tua secara sederhana
5.2. Menunjukkan perilaku hormat
kepada orang tua
|
|
|
5.
Silabus dan RPP
Relevansi SK&KD
dengan materi ajar semester 1 belum relevan, dikarenanakan pada SK maupun KD
yang pertama dituliskan langsung ke materi surat-surat pendek. Seharusnya
sebelum masuk ke surat-surat pendek, peserta didik terlebih dahulu dikenalkan
dengan huruf-huruf hijaiyah, baru kemudian ke surat-surat pendek. Sedangkan
untuk semester 2 sudah relevan karena memang sudah sesuai.
Relevansi kemampuan anak dengan materi semester 1 sudah relevan karena memang
sebelum peserta didik mengetahui tentang Al-Qur’an, hal yang mendasar pertama
kali yang harus dipahami oleh murid adalah mengenal huruf hijaiyah, setelah itu
diajarkan surat-surat pendek. Pada semester 2, relevansinya sudah relevan.
Karena memang sesudah dari kelas 1 mengenal tentang huruf hijaiyah, pada kelas
2 murid-murid diajarkan untuk menulis huruf-huruf hijaiyah.
Kesesuaian materi dengan nilai-nilai ahlussunnah pada semester 1 maupun smester
dua sudah relevan karena didalam materi terdapat hadits-hadits yang menerangkan
tentang kebersihan dan menghormati pada orang tua. Dengan adanya kedua hadits
tersebut maka murid-murid yang pertama akan melakukan perbuatan yang sesuai
dengan ahlussunnah yaitu menjaga kebersihan, baik pada dirinya sendiri maupun
pada lingkungan sekitarnya. Yang kedua, murid-murid akan taat dan patuh kepada
orang tua sesuai dengan hadits yang diajarkan kepadanya. Oleh karena itu materi
yang diajarkan pada murid sudah mengandung adanya nilai-nilai ahlussunnah,
karena dalam ahlussunnah juga terdapat hadits-hadits yang menerangkan tentang
materi materi tersebut.
BAB III
EVALUASI PROGRAM PEMBELAJARAN
Evaluasi program pembelajaran yang diikuti oleh penulis ialah
model tyler, yakni ada 3 : a) evaluasi dalam menentukan tujuan
kurikulum, b) evaluasi
dalam menentukan situasi dimana peserta didik mendapatkan kesempatan untuk
memperlihatkan tingkah laku yang berhubungan dengan tujuan, c) Menentukan alat
evaluasi yang akan digunakan untuk mengukur tingkah laku peserta didik.
A. Evaluasi dalam menentukan
tujuan kurikulum
1.
Struktur
Kurikulum
Pada Struktur Kurikulum Pendidikan Dasar dan
Menengah berisi sejumlah mata pelajaran
yang harus disampaikan kepada peserta didik.
Struktur Kurikulum
disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata
pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:
a.
Kurikulum
MI Matholi’ul Huda Troso 02 memuat 10 mata pelajaran, 2 muatan lokal, dan
pengembangan diri;
b.
Jam
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam
Struktur Kurikulum, dan satuan pendidikan dapat menambah maksimum 4 jam
pembelajaran per minggu secara keseluruhan;
c.
Alokasi
waktu 1 jam pembelajaran adalah 35 menit;
d.
Minggu
efektif dalam satu tahun pelajaran (2 semester) adalah 34–38 minggu.
Mata Pelajaran Al
Qur’an Hadist di Madrasah Ibtidaiyah bertujuan untuk memberikan kemampuan dasar
kepada peserta didik dalam membaca, menulis, membiasakan dan menggemari Al
Qur’an dan Hadist serta menanamkan pengertian, pemahaman, penghayatan isi
kandungan ayat – ayat Al Qur’an – Hadist untuk mendorong, membina dan membimbing
aklaq dan perilaku peserta didik agar berpedoman kepada dan sesuai dengan isi
kandungan ayat – ayat Al Qur’an dan Hadist.
Ruang lingkup dari
mata pelajaran ini meliputi : Pengetahuan dasar membaca dan menulis Al Qur’an,
Hafalan surat – surat pendek, Pemahaman kandungan surat – surat pendek,
Hadist – hadist tentang kebersihan, niat, menghormati
orang tua, persaudaraan, silaturrahim, taqwa, menyayangi anak yatim, shalat
berjamaah, ciri – ciri orang munafik dan amal shaleh.
2.
Jadwal
dan Alokasi Waktu
NO
|
KEGIATAN
|
HARI
|
WAKTU
|
KETERANGAN
|
1
|
LayananBimbingan
Konseling
|
Senin- Sabtu
|
07.30 - 12.10
|
Ekuivalen dengan 2 jam pelajaran
( 2 x 35 )
|
2
|
Asmaul Husna
|
Senin - Sabtu
|
06.45 - 07.00
|
|
3
|
Kepramukaan
|
Jumat
|
13.30 - 15.30
|
|
4
|
TIK
|
Ahad
|
13.30 - 15.30
|
|
5
|
Tadarus Al-qur’an
|
Sabtu - Kamis
|
12.10 - 12.25
|
|
3.
Penilaian
Kegiatan Pengembangan Diri.
Penilaian
Kegiatan Pengembangan diri dilakukan
dengan pendekatan kulitatif dengan rentang sebagai berikut :
Kategori Nilai
|
Keterangan
|
A
|
Sangat Baik
|
B
|
Baik
|
C
|
Cukup
|
D
|
Kurang
|
4. Pengaturan
Beban Belajar
Penyelenggaraan
pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah “Matholi’ul
Huda Troso 02” dilaksanakan dengan menggunakan sistem paket., yaitu
sistem penyelenggaraan pendidikan dimana peserta didik diwajibkan mengikuti
seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan untuk
setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku.
Setiap mata
pelajaran pada sistem paket dinyatakan dalam bentuk satuan jam pembelajaran
yang meliputi kegiatan tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri tak terstruktur. Penugasan
terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi
pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai
standar kompetensi. Bentuk penugasan terstruktur adalah pemberian tugas
individu, pemberian tugas kelompok,
melakukan riset sederhana (percobaan), dan lain-lain
Kegiatan mandiri
tidak terstruktur adalah
kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta
didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Bentuk
kegiatan mandiri tidak tersttruktur berupa pemberian pekerjaan rumah (PR), tugas kegiatan tadarus
di rumah, melaksanakan shalat jamaah di
masjid sekitar rumah, mengamati prinsip kerja pengetahuan alam dan atau pengetahuan sosial dalam kehidupan
sehari-hari.
Kegiatan penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur tertuang ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang dibuat oleh guru. Alokasi waktu untuk penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur dalam sistem paket untuk
SD/MI/SDLB 0% - 40%, SMP/MTs/SMPLB 0% - 50% dan SMA/MA/SMALB/SMK/MAK 0% - 60% dari waktu kegiatan tatap muka mata
pelajaran yang bersangkutan. Pengaturan beban belajar yang dilakukan oleh
Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda Troso 02 adalah sebagai berikut :
Kelas
|
Alokasi Waktu (1 jam pelajaran)
|
Jumlah jam
pelajaran per hari
|
Jumlah jam
pelajaran per minggu
|
Minggu efektif dalam setahun
|
Jumlah jam
pelajaran dan setahun
|
I
|
35 menit
|
5 Jam Pelajaran
|
35 jam
|
34 – 38
|
986 – 1102
|
II
|
35 menit
|
6 Jam Pelajaran
|
35 jam
|
34 – 38
|
1190 – 1330
|
III
|
35 menit
|
7 Jam Pelajaran
|
37 jam
|
34 – 38
|
1394 – 1558
|
IV
|
35 menit
|
8 Jam Pelajaran
|
43 jam
|
34 – 38
|
1598 – 1786
|
V
|
35 menit
|
8 Jam Pelajaran
|
43 jam
|
34 – 38
|
1598 – 1786
|
VI
|
35 menit
|
8 Jam Pelajaran
|
43 jam
|
34 – 38
|
1598 – 1786
|
Catatan :
-
Hari
sabtu jam pertama upacara bendera ( Minggu ke 1 dan 3 )
-
Hari
sabtu jam pertama senam SKJ ( Minggu ke 2 dan 4 )
5. Ketuntasan
Belajar
Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Belajar adalah tingkat
pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran oleh siswa
per mata pelajaran. Penentuan kriteria ketuntasan minimal belajar ini ditetapkan dengan memperhatikan (1) Tingkat
esensial (kepentingan) pencapaian standar kompetensi yang harus dicapai oleh
siswa; (2) Tingkat kompleksitas (kesulitan dan kerumitan) setiap
indikator pencapaian kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh siswa; (3) Tingkat
kemampuan (intake) rata-rata siswa di madrasah; dan (4) ketersediaan
sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Berdasarkan hal
tersebut diatas, semua mata pelajaran yang diajarkan di MI Matholi’ul Huda
Troso 02 siswa yang belum mencapai criteria
ketuntasan minimal dari masing-masing mata pelajaran harus mengikuti program
perbaikan (remedial) sampai mencapai ketuntasan minimal sebagai berikut :
Kriteria
Ketuntasan Minimal per mata pelajaran adalah sebagai berikut :
No
|
Mata Pelajaran
|
KKM Kelas
|
|||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
||
Mata Pelajaran
|
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
Pendidikan Agama
|
|
|
|
|
|
|
|
a. Al-Qur'an-Hadis
|
75
|
75
|
75
|
75
|
75
|
75
|
b.
Akidah-Akhlak
|
75
|
75
|
75
|
75
|
75
|
75
|
|
c.
Fikih
|
75
|
75
|
75
|
75
|
75
|
75
|
|
d.
SKI
|
-
|
-
|
70
|
70
|
70
|
70
|
|
2.
|
Pendidikan
Kewarganegaraan
|
65
|
65
|
65
|
65
|
65
|
68
|
3.
|
Bahasa
Indonesia
|
65
|
65
|
65
|
65
|
65
|
65
|
4
|
Bahasa
Arab
|
-
|
-
|
60
|
60
|
60
|
60
|
5.
|
Matematika
|
65
|
65
|
65
|
65
|
65
|
65
|
6.
|
IPA
|
67
|
67
|
67
|
67
|
67
|
67
|
7.
|
IPS
|
67
|
67
|
67
|
67
|
67
|
67
|
8.
|
Seni
Budaya dan Keterampilan
|
70
|
70
|
70
|
70
|
70
|
70
|
9.
|
Pendidkan
Jasmani
|
75
|
75
|
75
|
75
|
75
|
75
|
1.1.1.1.1.1.1.1.1
Mulok
|
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
Bahasa Jawa
|
65
|
65
|
65
|
65
|
65
|
65
|
2.
|
Bahasa
Inggris
|
60
|
60
|
60
|
60
|
60
|
60
|
3.
|
Ke Nu-an
|
-
|
-
|
-
|
70
|
70
|
70
|
Siswa yang
belum mencapai kriteria ketuntasan minimal harus mengikuti perbaikan
(remedial), sampai mencapai ketuntasan kompetensi yang dipersyaratkan.
6. Kenaikan
Kelas dan Kelulusan Peserta Didik
a. Kriteria Kenaikan Kelas
Peserta didik Madrasah Ibtidaiyah “Matholi’ul
Huda Troso 02” dinyatakan Naik
kelas apabila memenuhi kriteria sebagai berikut :
1)
Menyelesaikan
seluruh program pembelajaran pada dua semester di kelas yang diikuti.
2)
Nilai
mata pelajaran di bawah kriteria ketuntasan minimal tidak lebih dari 4 mata pelajaran
3)
Memperoleh
nilai minimal 70 pada penilaian kelompok pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Baca Tulis Al Qur’an
4)
Memperoleh
nilai minimal 70 pada penilaian Praktek keagamaan dan Akhlaqul Karim
5)
Memiliki nilai
minimal Baik untuk aspek kepribadian pada semester yang diikuti
6)
Laporan Hasil
Belajar Siswa disampaikan kepada siswa dan orang tua / wali, setiap akhir
semester
Peserta didik
Madrasah Ibtidaiyah “Matholi’ul Huda Troso 02” dinyatakan Tidak Naik kelas apabila :
1)
Memperoleh
nilai kurang dari kategori baik pada kelompok mata pelajaran agama dan akhlak
mulia.
2)
Peserta
didik tidak menuntaskan SK dan KD lebih dari 4 mata pelajaran untuk semua kelompok mata pelajaran
sampai pada batas akhir tahun pelajaran.
3)
Karena
alasan yang kuat misal sakit kronis sehingga tidak mungkin dibantu mencapai
kompetensi yang ditargetkan.
4)
Siswa yang tidak
naik kelas, diwajibkan
mengulang yaitu mengikuti
seluruh kegiatan pembelajaran pada
tingkat kelas yang sama pada tahun pelajaran berikutnya.
Ketika
mengulang dikelas yang sama, nilai siswa untuk semua indikator, KD, dan SK
yang ketuntasan belajar minimumnya sudah
dicapai, minimal sama dengan yang dicapai pada tahun sebelumnya.
b. Kriteria Kelulusan
Sesuai
ketentuan PP No. 19 Tahun 2005 pasal 72 ayat (1) peserta didik dinyatakan lulus
satuan pendidikan dasar setelah
1)
menyelesaikan
seluruh program pembelajaran
2)
memperoleh
nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran agama dan
umum
3)
lulus
ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan
4)
lulus
ujian nasional.
Seorang siswa
dinyatakan Lulus apabila memenuhi 2 (dua) aspek yaitu aspek Akademik dan aspek
Non-Akademik.
1)
Aspek
Akademik meliputi :
a)
Memiliki
nilai rapor yang lengkap untuk kelas 1 sampai 6
b)
Telah
memiliki nilai ujian untuk seluruh mata pelajaran yang di ujikan
2)
Aspek
Non-Akademik meliputi :
a)
Nilai
rata-rata kepribadian ( kelakuan, kerajinan dan kerapian ) pada semester I dan
II kelas VI minimal Baik
b) Kehadiran di Madrasah pada semester I dan II kelas VI
minimal 75% dari jumlah hari efektif
Hasil ujian
dituangkan ke dalam blangko daftar nilai ujian hasil ujian dimanfaatkan sebagai
bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan kelulusan. Adapun penentuan kelulusan siswa di Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul
Huda Troso 02 adalah sebagai
berikut :
1)
Penentuan
siswa yang lulus oleh madrasah dalam suatu rapat dewan guru dengan mempertimbangkan nilai raport, nilai
ujian madrasah, sikap prilaku, budi
pekerti siswa yang bersangkutan dan memenuhi kriteria
kelulusan.
2)
Siswa
yang dinyatakan lulus diberi ijazah dan raport sampai dengan semester 2 kelas
VI madrasah Ibtidaiyah
3)
Siswa
yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang dikelas terakhir
4)
Seorang
siswa dinyatakan Tidak Lulus apabila tidak memenuhi 2 (dua) aspek yaitu aspek Akademik dan aspek Non-Akademik
seperti yang tersebut diatas.
B. Evaluasi dalam menentukan situasi
dimana peserta didik mendapatkan kesempatan untuk memperlihatkan tingkah laku
yang berhubungan dengan tujuan
Dalam hal ini, peserta didik dilihat dari hasil
menerima materi pengetahuan. Apakah sudah paham benar atau belum. Misalnya:
tujuannya menghafal surat an-Nasr dan mampu menghayatinya. Dilihat dari segi
lafalz bacaannya. Jika bacaan mereka fasih dan lancar, maka tingkah laku
menghafal dia berhasil. Karena dia serius dan paham apa yang disampaikan. Guru
melafalkan surat an – nasr kemudian diikuti peserta didik. Dari sinilah guru
melihat masing-masing tingkah laku peserta didiknya.
C. Menentukan alat evaluasi yang akan
digunakan untuk mengukur tingkah laku peserta didik.
Alat evaluasi yang digunakan yang pada mata
pelajaran al-qur’an hadist mi matholi’ul huda torso 02 yakni metode tes. Metode tes merupakan seperangkat rangsangan (stimulus)
yang diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban yang
dapat dijadikan dasar bagi penentu skor angka. Misalnya dalam hal hafalan surat
an-nasr, pengamatannya adalah tajwid dan kelancaran dalam melafalkan surat
tersebut.
LEMBAR PENGAMATAN
PELAFALAN
SURAT AN-NASR
NAMA SISWA:………………………………. TANGGAL: …
NO.AYAT
|
BACAAN/TAJWID
|
KELANCARAN
|
SKOR
|
1
|
|
|
|
2
|
|
|
|
3
|
|
|
|
4
|
|
|
|
5
|
|
|
|
6
|
|
|
|
7
|
|
|
|
Dalam data sepintas, mengenai hasil pembelajaran
alqur’an hadist dengan metode drill yakni menggunakan tes lisan, terpapar
sebagai berikut:
Skor Hasil Belajar
Penerapan metode drill pada pembelajaran Al-Qur’an Hadist Materi Menghafal
Surat-Surat Pendek siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Troso
pada pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III
Kategori
|
Nilai
|
Simbol
|
Siklus I
|
|||||
Pertemuan 1
|
Pertemuan 2
|
Pertemuan 3
|
||||||
Siswa
|
Prosentase
|
Siswa
|
Prosentase
|
Siswa
|
Prosentase
|
|||
Baik
|
70-100
|
***
|
10
|
43,5%
|
12
|
52,2%
|
13
|
56,5%
|
Cukup
|
50-60
|
**
|
12
|
52,2%
|
10
|
43,5%
|
9
|
39,1%
|
Kurang
|
10-40
|
*
|
1
|
4,3%
|
1
|
4,3%
|
1
|
4,3%
|
Kategori
|
Nilai
|
Simbol
|
Siklus II
|
|||||
Pertemuan 4
|
Pertemuan 5
|
Pertemuan 6
|
||||||
Siswa
|
Prosentase
|
Siswa
|
Prosentase
|
Siswa
|
Prosentase
|
|||
Baik
|
70-100
|
***
|
15
|
65,2%
|
17
|
73,9%
|
18
|
78,3%
|
Cukup
|
50-60
|
**
|
8
|
34,8%
|
6
|
26,1%
|
5
|
21,7%
|
Kurang
|
10-40
|
*
|
0
|
0,0%
|
0
|
0,0%
|
0
|
0,0%
|
Kategori
|
Nilai
|
Simbol
|
Siklus III
|
|||||
Pertemuan 7
|
Pertemuan 8
|
Pertemuan 9
|
||||||
Siswa
|
Prosentase
|
Siswa
|
Prosentase
|
Siswa
|
Prosentase
|
|||
Baik
|
70-100
|
***
|
19
|
82,6%
|
20
|
87,0%
|
21
|
91,3%
|
Cukup
|
50-60
|
**
|
4
|
17,4%
|
3
|
13,0%
|
2
|
8,7%
|
Kurang
|
10-40
|
*
|
0
|
0,0%
|
0
|
0,0%
|
0
|
0,0%
|
Hasil Observasi Keaktifan Proses Pembelajaran Pada
Penerapan metode drill pada pembelajaran Al-Qur’an Hadist materi
menghafal surat-surat pendek siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah
Matholi’ul Huda 02 Troso pada pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II, dan
siklus III
Kategori
|
Jumlah Aktivitas
|
Siklus II
|
|||||
Pertemuan 4
|
Pertemuan 5
|
Pertemuan 6
|
|||||
Siswa
|
Prosentase
|
Siswa
|
Prosentase
|
Siswa
|
Prosentase
|
||
Baik
|
3
|
14
|
60,9%
|
15
|
65,2%
|
16
|
69,6%
|
Cukup
|
2
|
9
|
39,1%
|
8
|
34,8%
|
7
|
30,4%
|
Kurang
|
1
|
0
|
0,0%
|
0
|
0,0%
|
0
|
0,0%
|
Kategori
|
Jumlah Aktivitas
|
Siklus III
|
|||||
Pertemuan 7
|
Pertemuan 8
|
Pertemuan 9
|
|||||
Siswa
|
Prosentase
|
Siswa
|
Prosentase
|
Siswa
|
Prosentase
|
||
Baik
|
3
|
19
|
82,6%
|
20
|
87,0%
|
21
|
91,3%
|
Cukup
|
2
|
4
|
17,4%
|
3
|
13,0%
|
2
|
8,7%
|
Kurang
|
1
|
0
|
0,0%
|
0
|
0,0%
|
0
|
0,0%
|
Dari
tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Penerapan metode drill pada pada pembelajaran
Al-Qur’an Hadist materi menghafal surat-surat pendek siswa kelas II Madrasah
Ibtidaiyah Matholi’ul Huda 02 Troso Pecangaan Jepara dilakukan dengan berbagai
siklus yang terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi,
perencanaan dilakukan peneliti yaitu peneliti membuat rencana pelaksanaan
pembelajaran (terlampir), merancang pembentukan kelompok pasangan, dan
menggunakan media, peneliti menyiapkan lembar observasi (terlampir) dan
pendokumentasian, Sedang pada tahap tindakan ini merupakan proses pembelajaran
yang dilakukan yang dimulai dari persiapan dengan do’a dan absensi sementara
itu setting kelas dengan setting biasa, huruf U, selain itu juga
menggunakan beberapa media untuk memperjelas materi yang disampaikan seperti
gambar dan Audio Visual, kemudian pada tahap pelaksanaan pembelajaran dengan
guru membaca surat surat yang menjadi kompetensi dasar secara keseluruhan
maupun per
ayat dengan pelan-pelan, pembagian kelompok
pasangan, setiap individu atau kelompok pasangan maju ke depan untuk menghafal
dan dikomentari siswa lain, tindakan diakhiri dengan tes menghafal secara
sorogan dan diteruskan dengan do’a bersama. Pada tahap observasi peneliti
meneliti kegiatan siswa tiap siklus, dari hasil tes lesan dan observasi
tersebut kemudian direfleksi untuk pedoman pembelajaran siklus berikutnya.
2. Ada peningkatan hafalan surat-surat pendek dalam
pembelajaran Al-Qur’an Hadist siswa kelas II Madrasah Ibtidaiyah Matholi’ul
Huda 02 Troso Pecangaan Jepara setelah menggunakan metode drill. Hal ini dapat
dilihat dari peningkatan hasil belajar per siklus di mana pada :
a. Siklus I pada pertemuan pertama tingkat
ketuntasannya 10 siswa atau 43,5% naik pada pertemuan kedua menjadi 12 siswa
atau 52,2% di akhir siklus I sudah menjadi 13 siswa 56,5%.
b. Siklus II
pada pertemuan keempat tingkat ketuntasannya 15 siswa atau 65,2% naik pada
pertemuan kelima menjadi 17 siswa atau 73,9% di akhir siklus II sudah menjadi
18 siswa 78,3%.
c. Siklus III pada pertemuan ketujuh tingkat
ketuntasannya 19 siswa atau 82,6% naik pada pertemuan kedelapan menjadi 20
siswa atau 87% di akhir siklus III sudah menjadi 21 siswa 91,3%.
Sedangkan proses keaktifan
siswa juga mengalami kenaikan dimana pada :
a. Siklus II pertemuan keempat siswa yang sempurna
mencapai 14 siswa atau 60,9% naik pada
pertemuan kelima menjadi 15 siswa atau
65,2% dan pada pertemuan keenam mencapai 16 siswa atau 69,6%
b. Siklus III pertemuan ketujuh siswa yang sempurna
mencapai 19 siswa atau 82,6% naik pada
pertemuan kedelapan menjadi 20 siswa
atau 87% dan pada pertemuan kesembilan sudah mencapai 21 siswa atau 91,3%.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,
Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi
Aksara, 2008
Nazarudin,
Mgs. Mgs, Manajemen Pembelajaran,
(Yogyakarta: Teras, 2007)
Nurkancana,
Wayan dan Sumartana. Evaluasi
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1986
Purwanto,
Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004
Sa’dulloh, 9
Cara Praktis Menghafal Al-Qur’an, ( Jakarta: Gema Insani, 2008)
Sudjana,
Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011
Sunhaji, Strategi Pembelajaran. Purwokerto:
STAIN Purwokerto Press, 2012
[1] Sunhaji,
Strategi Pembelajaran.
Purwokerto: STAIN Purwokerto Press, 2012, hlm. 21
[2] Purwanto,
Ngalim, Prinsip-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004, hlm. 3
[3] Arikunto,
Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi
Aksara, 2008, hlm. 3
[4] Nurkancana,
Wayan dan Sumartana. Evaluasi
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional, 1986, hlm. 1
[5] Sudjana,
Nana, Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011,
hlm. 11
[6] Mgs. Nazarudin, Manajemen
Pembelajaran, (Yogyakarta: Teras, 2007), hlm. 45
[7] Sa’dulloh, 9 Cara Praktis
Menghafal Al-Qur’an, ( Jakarta: Gema Insani, 2008), hlm. 45
No comments:
Post a Comment