URGENSI AKHLAK DALAM MEMBENTUK
GENERASI KHAIRA UMMAH
Guna memenuhi tugas mata kuliah Agama 4
(Akhlaq) Semester 3.A3
Dosen Pengampuh : Dr. H. Subaidi,
M.Pd

Disusun Oleh:
Abdur Rouf (131310000713)
Muhammad Adi Saputro (141320000143)
Lian Afiftyanto (141320000173)
![]() |
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS
ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU)
JEPARA
KATA PENGANTAR
Puja-puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “ Urgensi Akhlak dalam Membentuk Generasi
Khaira Ummah .”
Tidak lupa saya ucapkan terima
kasih kepada dosen yang mengampu “Agama 4 (Akhlaq)“ dan teman – teman
yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis
menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab
itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga
dengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman- teman.
Amin.
Jepara, 21 Desember 2015
Penulis
Kelompok 12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Generasi Muda
adalah kelompok besar di tengah satu bangsa semestinya dibentuk menjadi “generasi unggul“ (khaira ummah) yang
akan memikul amanah peran pelopor perubahan (agent of changes)
berbekal keyakinan dan keimanan kepada
Allah SWT selalu melaksanakan misi amar makruf nahyun anil munkar.
Dalam membentuk generasi yang khaira
ummah yakni sama seperti membina sebuah bangunan. Kalau dalam pembinaan
bangunan, asasnya disiapkan terlebih dahulu, begitu juga dengan membentuk generasi
yang khaira ummah mesti di mulai dengan pembinaan asasnya terlebih
dahulu. Jika kukuh asas yang dibina maka tegaklah masyarakat itu. Jika lemah
maka robohlah apa-apa yang telah dibina diatasnya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang dimaksud Akhlak ?
2. Apa tujuan akhlak ?
3. Bagaimana urgensi akhlak dalam
membentuk generasi khoiru ummah ?
C. Tujuan
Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian akhlak.
2. Untuk mengetahui tujuan akhlak.
3. Untuk mengetahui urgensi akhlak
dalam membentuk generasi khoiru ummah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Akhlak
Secara bahasa bentuk jamak dari akhlak adalah
khuluq, yang memiliki arti tingkah laku, perangai dan tabiat. Secara istilah,
akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan
spontan tanpa dipikir dan direnungkan lagi.[1]
Untuk menjelaskan pengertian akhlak dari segi
istilah, kita dapat merujuk kepada berbagai pendapat para pakar di bidang ini.
Ibn Miskawaih (w. 421 H/1030 M) yang selanjutnya dikenal sebagai pakar bidang
akhlak terkemuka dan terdahulu misalnya secara singkat mengatakan bahwa akhlak
adalah keadaan jiwa jiwa yang mendorong kepada tindakan-tndakan tanpa
melalui pertimbangan pemikiran.[2]
Sementara itu, Imam Al-Ghazali (1015-1111 M)
yang selanjutnya dikenal sebagai hujjatul Islam (pembela Islam), karena
kepiawaiannya dalam membela Islam dari berbagai paham yang dianggap
menyesatkan, dengan agak lebih luas dari Ibn Miskawaih, mengatakan akhlak
adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan
dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.[3]
B. Tujuan
Akhlak
Menurut Ali Abdul Halim Mahmud dalam kitabnya At-Tarbiyah
Al Kholqiyah mengemukakan bahwa tujuan utama akhlak dalam Islam adalah agar
manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan
yang telah digariskan Allah yang mana akan mengantarkan manusia kepada
kebahagiaan di dunia dan akhirat.[4]
Selain itu, akhlak mempunyai tujuan lain diantaranya;[5]
1.
Membentuk pribadi muslim yang luhur dan
mulia. Seorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku terpuji,
baik berhubungan dengan Allah, manusia dan makhluk lainnya.
2.
Menghindari diri dari pengaruh akal pikiran
yang menyesatkan.
C. Urgensi
Akhlak dalam Membentuk Generasi Khaira Ummah.
Kata Khaira berasal dari bahasa Arab yang artinya
baik. Menurut Islam, hal yang mendorong seseorang berbuat baik adalah Iman
kepada Allah dan mencegah kemungkaran. Sedangkan rintangan untuk berbuat baik
adalah dunia dan isinya, manusia, syetan serta nafsu.[6]
Selain itu hal yang mencerminkan kebaikan ialah yang
mengetahui kebenaran dan berpegang kepadanya serta mengikuti tuntunan keutamaan
dan cinta kepada kemuliaan[7].
Dengan demikian kebaikan merupakan hal yang dapat dicapai oleh manusia dengan melaksanakan
kemauannya dan dengan berupaya sebaik-baiknya agar tercapainya kesempurnaan
kita sebagai manusia.
Dalam bahasa Arab kata Ummah artinya masyarakat,
sedangkan menurut istilah ummah adalah suatu kesatuan masyarakat yang agamawi dan
mempunyai kepercayaan yang sama yaitu kepada Allah SWT.[8]
Selain itu, kata ummah dapat diartikan sebagai
sebuah masyarakat, sebuah komunitas atau sebuah bangsa, khususnya adalah kebangsaan
Islam yang menembus perbatasan etnis atau politis, sekurangkurangnya dalam
pengertian tradisional dan sebelum zaman modern, yakni sebelum datangnya
nasionalisme model barat.[9]
Oleh karena itu ada dua syarat untuk menjadi umat terbaik
ialah: Pertama, iman yang kuat, kedua, menegakkan amar ma'ruf dan
mencegah kemungkaran. Maka setiap umat yang memiliki kedua sifat ini pasti umat
itu jaya dan mulia dan apabila kedua hal itu diabaikan serta tidak dipedulikan
lagi, maka tidak dapat disesalkan ummat itu akan terpecah belah selalu dalam
suasana kacau dan saling berperang antara sesama serta jatuh ke lembah
kemelaratan.
Untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya segolongan
umat Islam yang bergerak dalam bidang dakwah yang selalu memberi peringatan,
bila nampak gejala-gejala perpecahan dan penyelewengan, tidak hanya demikian
menganjurkan berbuat baik saja tidaklah cukup tetapi harus dibarengi dengan
menghilangkan sifat-sifat buruk.
Dengan ada itu umat Islam akan terpelihara dari pada
perpecahan dan campur tangan dari pihak manapun yang merugikan ummat Islam.
Dengan demikian dari pengertian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa Khairah
Ummah adalah suatu komunitas atau sebuah masyarakat yang dalam kehidupannya mencerminkan
suatu perbuatan atau kehidupan yang baik dengan dilandasi oleh Iman kepada
Allah. Oleh karena itu untuk mencapai maksud tersebut perlu adanya proses pembentukan
idealisasi karakter muslim lebih didasari suatu pandangan, bahwa jiwa manusia
tidak dapat berkembang tanpa pendidikan, karena jiwa itu mempunyai
kecenderungan alami untuk membedakan antara yang baik dan yang buruk menyadari
adanya unsur negatif pada jiwa yang berupa nafsu, maka jalan terbaik untuk
melawan nafsu adalah pelatihan diri.
Proses pelatihan tersebut menjadi efektif, jika ada
pembimbing yang dapat mengarahkan karakter dan mengoreksi berbagai kekeliruan yang
dilakukan seorang anak. Orang tua dan para pengajar mengemban misi untuk
mengarahkan karakter anak melalui proses pendidikan dan pengajaran. Melalui
proses pendidikan itu seorang pendidik akan menanamkan rasa cinta dan
ketertarikan seorang anak pada ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan pada
hakekatnya merupakan symbol kemuliaan tertinggi bagi setiap orang. Oleh karena
itu, eksistensi seorang pendidik menjadi semakin vital, ketika ilmu pengetahuan
ternyata menjadi penggerak tercapainya karakter yang bermutu tinggi.
Mengenai pembahasan Khaira Ummah, hal itu tidak
luput dari beberapa hal yang sangat berpengaruh yaitu akhlak. Dalam membangun
generasi khaira ummah atau sebut saja umat yang baik, seseorang harus
memberikan pengertian atau pengajaran serta hal yang menjadi pokok dasar atau pondasi
dalam membina seseorang yaitu akhlak.
Umat terbaik atau khaira ummah sebagaimana
difirmankan Allah dalam QS. Al Imran :110 :
“Kamu
adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang
ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli
kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang
beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”
Khaira ummah berkaitan erat dengan karakter dan
sebaik-baik karakter adalah karakter generasi para sahabat Rasulullah saw
karena mereka belajar dan menimba ilmu langsung dari utusan Allah yang mulia,
Muhammad Rasulullah saw.
Maka, khaira ummah dalam konteks
kekinian adalah mereka yang mau berpegang teguh pada al-Qur’an dan sunnah
Rasulullah saw. Umat terbaik adalah mereka yang mau meneladani karakteristik
generasi terbaik yaitu generasi pada sahabat dalam setiap gerak kehidupan.
Dalam The Best Life, Prof. Laode M. Kamaluddin &
Ahmad Mujib El-Shirazy meramu 5 rumus dahsyat yang akan mampu melejitkan
potensi generasi Islam agar menjadi generasi khaira ummah. Rumus-rumus itu
antara lain 1) Agar menjadi umat terbaik maka kita harus meneladani generasi
umat terbaik pula, 2) Membangun umat terbaik harus bermodal iman dan taqwa kepada
Allah tanpa tawar, 3) Mengutamakan ilmu sebelum amal, 4) Menjadi umat terbaik
dengan amal dan karya, dan 5) Membangun umat terbaik dengan berjamaah.[10]
BAB III
PENUTUP
A.
Simpulan
Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa
yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa
memerlukan pemikiran dan pertimbangan
Tujuan akhlak diantaranya membentuk pribadi muslim yang luhur
dan mulia. Seorang muslim yang berakhlak mulia senantiasa bertingkah laku
terpuji, baik berhubungan dengan Allah, manusia dan makhluk lainnya,
menghindari diri dari pengaruh akal pikiran yang menyesatkan.
Akhlak dalam membentuk generasi khoiru ummah yakni
menanamkan jiwa moral pada generasi
masyarakat
Dalam meramu 5 rumus dahsyat yang akan mampu melejitkan
potensi generasi Islam agar menjadi generasi khaira ummah. Rumus-rumus itu
antara lain 1) Agar menjadi umat terbaik maka kita harus meneladani generasi
umat terbaik pula, 2) Membangun umat terbaik harus bermodal iman dan taqwa
kepada Allah tanpa tawar, 3) Mengutamakan ilmu sebelum amal, 4) Menjadi umat
terbaik dengan amal dan karya, dan 5) Membangun umat terbaik dengan berjamaah.
B. Kritik
dan Saran
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini
banyak terdapat kekurangannya, untuk itu kami sangat mengharapkan
masukan-masukan untuk menunjang perbaikan makalah ini untuk menuju kearah
kesempurnaan. Semoga makalah yang sederhana ini bisa bermanfaat bagi kita
semua.
DAFTAR PUSTAKA
Azra, Azyunardi
dkk. 2002. Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum, Jakarta:
Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam.
Zubaidi. 2015. Akhlak dan Tasawuf.
Yogyakarta: Lingkar Media.
Mahmud, Ali Abdul Halim. 2004. Akhlak
Mulia. Jakarta : Gema Insani
http://santoson111.blogspot.com diunduh pada 20 Desember 2015 pukul 11.36
WIB
Asmaran, Pengantar Studi Akhlak,
(Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hlm. 131
AL Ghazali, Muhammad, Akhlak
Seorang Muslim, (Semarang: Wicaksana1986), hlm. 43
Soetopo, Djaka. 1991. Ummah
(Komunitas Religius, Sosial dan Politis dalam Al Qur'an). Yogyakarta: PT.
Mitra Gama Widya
Jumantoro, dkk. 2005. Kamus
Ilmu Ushul Fikih. Jakarta : Amzah
Marlisherniafridah.blogspot.co.id
diunduh pada 19 September 19.40 WIB
[1] Azyunardi Azra dkk, Buku Teks Pendidikan Agama Islam
pada Perguruan Tinggi Umum, (Jakarta:
Direktur Perguruan Tinggi Agama Islam, 2002), hlm. 203-204
[2] Zubaidi,
Akhlak dan Tasawuf, (Yogyakarta: Lingkar Media, 2015), hlm. 2
[3] Ibid.,
hlm. 2
[4] Ali Abdul
Halim Mahmud, Akhlak Mulia, (Jakarta : Gema Insani, 2004), hlm. 159
[6] Asmaran, Pengantar
Studi Akhlak, (Jakarta: Rajawali Pers, 1992), hlm. 131
[7] Muhammad AL
Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang: Wicaksana1986), hlm. 43
[8] Djaka
Soetopo, Ummah (Komunitas Religius, Sosial dan Politis dalam Al Qur'an),
(Yogyakarta: PT. Mitra Gama Widya, 1991), hlm. 18
[9]
Jumantoro, dkk, Kamus Ilmu Ushul Fikih, (Jakarta : Amzah, 2005), hlm.
333